
Samarinda, infosatu.co – Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Sapto Setyo Pramono, menekankan perlunya pembenahan total dalam struktur organisasi olahraga daerah sebagai fondasi menghadapi Kejurnas dan persiapan PON 2028.
Menurutnya, peningkatan prestasi tidak cukup hanya dengan membina atlet struktur kelembagaan yang kokoh jauh lebih penting.
“Prestasi itu tidak akan berjalan apabila organisasinya tidak tertata dengan baik,” ujar Sapto usai Rapat Paripurna di Gedung DPRD pada Senin, 23 Juni 2025.
Sapto mencatat bahwa dari 10 kabupaten/kota di Kaltim, baru enam pengurus cabang olahraga aktif.
Yaitu Berau, Balikpapan, Kutai Timur, Bontang, Tenggarong, dan satu pengcab lainnya dalam proses verifikasi.
Jumlah ini dinilai belum memadai untuk menciptakan ekosistem olahraga yang berkelanjutan.
Lebih jauh, ia menyampaikan bahwa beberapa cabang olahraga mengalami ketidakstabilan kepengurusan.
Sebagai contoh, cabang olahraga Kurash telah mengalami tiga kali pergantian pengurus dalam waktu singkat, sebuah kondisi yang memperlambat pembinaan atlet.
“Kita akan panggil semua pengurus cabang untuk dievaluasi: sejauh mana kesiapan mereka, hambatan yang dihadapi, dan perbaikan yang diperlukan,” jelasnya.
Meski baru beberapa pengcab yang aktif, Sapto mengapresiasi partisipasi Kaltim di Kejurnas sebuah indikasi positif bahwa pembinaan mulai menunjukkan hasil.
Namun, ia menekankan perlunya pembibitan atlet dan penyelenggaraan kejuaraan rutin di tingkat daerah sebagai pondasi prestasi masa depan.
Sapto juga mencatat ketidakhadiran beberapa cabor asal Kaltim dalam daftar pertandingan PON mendatang seperti Kurash, Kempo, dan Pencak Silat.
Namun, bukannya karena keputusan dari pusat, melainkan kesiapan wilayah tuan rumah seperti NTB atau NTT.
Ia menyebut bahwa upaya dari Ketua Umum induk cabor nasional terus dilakukan agar cabor tersebut tetap dipertandingkan.
“Alhamdulillah kita membuahkan hasil, tinggal nanti ke depannya kita melakukan proses pembibitan, kejuaraan-kejuaraan daerah, dan perapihan organisasi,” ujarnya.
Menurut Sapto, keberhasilan prestasi olahraga tidak bisa ditangani secara parsial, diperlukan kolaborasi antara DPRD, Dispora, KONI, dan pemerintah daerah dengan visi yang sama, bahwa olah raga sebagai agenda jangka panjang, bukan kegiatan sesaat.
“Sistem yang kuat, kepengurusan konsisten, dan manajemen terstruktur akan mempersiapkan kami menghadapi PON 2028 dan menempatkan Kaltim sebagai penghasil atlet berprestasi,” pungkasnya.