infosatu.co
DPRD Samarinda

Samri : Degradasi Moral Generasi Remaja Zaman Now Kian Mengkhawatirkan

Samarinda, infosatu.co – Anggota DPRD Kota Samarinda Samri Shaputra mengungkapkan keprihatinannya terhadap degradasi moral yang terjadi pada generasi remaja saat ini.

Pernyataan tersebut disampaikannya kepada MSI Group dalam sebuah wawancara setelah menghadiri acara Wisuda suda dan Gelar Seni SMPN 3 Samarinda di Ballroom Hotel Bumi Senyiur Samarinda, Kamis (18/5/2023).

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyatakan bahwa pada masa lalu, penghormatan terhadap guru dan orang tua sangat dijunjung tinggi. Namun, hal tersebut berbeda dengan kondisi saat ini. Samri mempertegas bahwa pendidikan moral perlu menjadi fokus utama dalam sistem pendidikan saat ini, mengingat nilai-nilai penghormatan yang dulunya menjadi sangat penting, kini semakin memudar.

“Saya merasakan perubahan yang signifikan dalam penghormatan terhadap guru. Dahulu, kami merasa sungkan dan segan ketika bertemu dengan guru. Bahkan, kami mengucapkan salam dan mencium tangan guru sebagai tanda penghormatan,” ungkap Samri.

Berbeda sekarang, perilaku generasi muda cenderung tidak lagi menghormati guru dan orang tua. Ketika bertemu guru, mereka lebih cenderung berinteraksi secara santai, bahkan hingga melakukan foto selfie. Hal ini merupakan contoh nyata dari pergeseran budaya yang terjadi.

“Kalau anak sekarang, hai Bu..hai pak, Selfi yuk. Bahkan ciumnya, tangan guru pakai pipi,” terangnya.

Samri yang merupakan alumni SMPN 3 Samarinda angkatan 1995 membandingkan perbedaan dalam penghormatan terhadap guru dan orang tua di zamannya dengan situasi sekarang. Ia menyatakan bahwa penghormatan yang ditunjukkan oleh generasi dulu sangat berbeda, dengan lebih mengutamakan rasa hormat.

“Saya angkatan tahun 1995 di SMPN 3 Samarinda, beda jauh ya dulu dengan sekarang,” terangnya.

Samri mengaitkan perubahan perilaku generasi muda dengan peran teknologi yang semakin dominan dalam kehidupan sehari-hari. Kemajuan teknologi, terutama media sosial, telah memberikan akses yang lebih luas kepada remaja untuk mendapatkan informasi dan berinteraksi dengan orang lain. Namun, di balik manfaatnya, pengaruh negatif juga terlihat jelas.

“Dalam dunia maya, kita sering melihat konten-konten yang tidak bermoral. Anak-anak terpapar dengan bahasa kasar, fitnah, hingga aksi bullying secara online. Ini memberikan contoh buruk kepada mereka dan membuat mereka semakin menjauh dari nilai-nilai penghormatan dan sopan santun,” jelas Samri.

Sebagai langkah konkret untuk mengatasi degradasi moral pada generasi remaja, Samri mengusulkan agar pendidikan moral kembali diperkuat di lingkungan sekolah.

Guru-guru perlu berperan aktif dalam membimbing siswa tentang pentingnya menghormati orang tua, guru, dan sesama. Selain itu, keluarga juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak dengan mengajarkan nilai-nilai moral yang kuat.

“Dulu kita ada pendidikan moral Pancasila (PMP). Nah sekarang kita butuh pendidikan moral itu,” terangnya berapi-api.

Selain pendidikan formal, Samri juga menekankan pentingnya pembinaan karakter melalui kegiatan di luar sekolah. Pemerintah, organisasi masyarakat, dan lembaga keagamaan harus berkolaborasi dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang membantu mengembangkan moralitas dan etika pada generasi muda.

Samri juga berharap agar orang tua dapat melibatkan diri lebih aktif dalam mendampingi anak-anak mereka. Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak merupakan kunci untuk memahami permasalahan yang dihadapi serta memberikan bimbingan yang tepat.

“Ini butuh dukungan semua pihak, orang tua, lingkungan, masyarakat dan guru,” terangnya.

Related posts

Museum Samarinda Lesu, Sri Puji Dorong Transformasi Total Sebagai Pusat Edukasi Sejarah

Emmy Haryanti

Badai Ekonomi dan Gaya Hidup Modern Picu Lonjakan Perceraian di Samarinda

Emmy Haryanti

DPRD dan Pemkot Samarinda Sepakat Tarik 3 Raperda di Luar Prolegda

Emmy Haryanti

Leave a Comment

You cannot copy content of this page