Sangatta, infosatu.co – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Dr H Rudy Mas’ud, memberikan perhatian serius terhadap kondisi jalur nasional Sangatta–Bengalon di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) yang kini mengalami kerusakan berat.
Bahkan, ia mengingatkan PT Kaltim Prima Coal (KPC) untuk segera melakukan langkah konkret bersama Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim.
Peringatan itu disampaikan Rudy Mas’ud saat meninjau langsung kondisi jalan di kawasan Crossing 4, Sabtu siang, 6 September 2025.
Agenda perjalanan menuju Bengalon yang semula bagian dari kunjungan kerja terhenti seketika, setelah ia melihat satu ruas jalan yang hampir putus.
“Jalur ini adalah akses utama masyarakat sekaligus jalur logistik. Kalau sampai benar-benar terputus, dampak sosial dan ekonominya sangat besar,” tegas gubernur di hadapan manajemen PT KPC yang turut mendampingi.
Ia menggambarkan situasi di lapangan sudah berada pada titik mengkhawatirkan. Beberapa bagian badan jalan hanya menyisakan sedikit ruang yang masih bisa dilalui kendaraan.
“Saya lihat bukan rawan lagi, tapi sudah tinggal sepotong. Kalau bagian ini putus, semua akses akan terhenti,” ujarnya.
Kondisi itu semakin diperparah dengan lalu lintas harian kendaraan bertonase besar.
Saat berada di lokasi, gubernur bahkan menunjukkan langsung ekskavator berbobot 21 ton yang melintas di jalur tersebut.
“Jalan yang tinggal sepotong ini tidak akan mampu menahan beban sebesar itu jika dibiarkan terus,” katanya.
Dalam kunjungannya, Rudy meminta agar PT KPC segera meningkatkan koordinasi dengan BBPJN Kaltim.
Ia mengingatkan bahwa jalur tersebut adalah jalan nasional dengan pembiayaan dari APBN, namun kerusakannya tak lepas dari aktivitas pertambangan di wilayah itu.
“Segera lakukan perbaikan. Jangan menunggu hingga jalan benar-benar terputus,” katanya.
“Jika tidak ada tindak lanjut dalam waktu dekat, kami pertimbangkan untuk menghentikan sementara aktivitas tambang sampai jalan ini dibenahi,” kata gubernur.
Kepala Dinas PUPR Pera Kaltim, Aji Muhammad Fitra Firnanda, yang ikut mendampingi, langsung berkoordinasi dengan Kepala BBPJN Kaltim untuk menindaklanjuti arahan tersebut.
Ia menekankan bahwa langkah cepat sangat diperlukan sebelum rencana jangka panjang seperti pengalihan jalur bisa diwujudkan.
“Saya setuju soal pengalihan jalan, tetapi proses itu butuh waktu. Untuk saat ini, perbaikan darurat yang tersedia harus segera dilakukan,” ujarnya.
Dari pihak perusahaan, GM ESD PT KPC, Wawan Setiawan, mengaku pihaknya telah melakukan perbaikan di sejumlah titik jalur Sangatta-Bengalon.
Namun ia tak menampik masih ada ruas jalan yang membutuhkan koordinasi lebih lanjut dengan BBPJN.
“Kami terus berkoordinasi. Beberapa ruas sudah kami tangani, namun ada yang memang menunggu persetujuan lebih lanjut,” katanya.
Dalam kunjungan itu, gubernur juga didampingi Anggota DPR RI Hj Sarifah Suraidah, Anggota DPRD Kaltim dari daerah pemilihan Berau, Kutim, dan Bontang, Sekretaris Daerah Kaltim Sri Wahyuni, Wakil Bupati Kutim Mahyunadi, serta sejumlah pejabat pemerintah provinsi lainnya.
Kerusakan jalur Sangatta-Bengalon sejatinya telah menjadi perhatian publik dalam beberapa tahun terakhir.
Jalan nasional tersebut bukan hanya penghubung utama antarkawasan di Kutai Timur, melainkan juga akses vital menuju wilayah utara Kalimantan Timur hingga Berau.
Jika kerusakan tak segera tertangani, mobilitas warga, distribusi logistik, dan aktivitas ekonomi dikhawatirkan akan lumpuh.
Pernyataan tegas gubernur di lapangan menumbuhkan harapan masyarakat agar upaya perbaikan segera direalisasikan, bukan sekadar janji atau rencana jangka panjang.