Penulis: Alawi – Editor: Irfan
Jombang, infosatu.co – Pembelajaran dalam jaringan (daring) diimplementasikan dengan beragam cara oleh pendidik di daerah zona hitam seperti Jombang di tengah pandemi Covid-19. Namun implementasi itu dinilai tidak maksimal dan menunjukkan masih ada ketidaksiapan di kalangan orangtua untuk beradaptasi di iklim digital.
Salah seorang guru di Madrasah Ibtidaiyah yaitu Rondi mengatakan, sejauh ini banyak sekolah utamanya di Jombang yang menerapkan metode pemberian tugas secara daring bagi para siswa. Penugasan itu dilakukan melalui berbagai aplikasi chatting dan grup diskusi yang tersedia, terutama whats app.
Ia menilai dalam kondisi darurat karena adanya Covid-19 seperti sekarang ini bentuk penugasanlah yang dipandang belum efektif dalam pembelajaran jarak jauh. Konsekuensinya, pengenalan konsep mengenai suatu pelajaran sebagaimana yang diterapkan dalam pembelajaran tatap muka tidak bisa berjalan dengan baik.
“Pembelajaran jarak jauh sampai saat ini, belum efektif dalam mengerjakan penugasan pembelajaran untuk memahami konsep, kemudian mengembangkan konsep itu sampai refleksi tidak berjalan dengan baik,” katanya kepada infosatu.co, Senin (20/7/2020).
Rondi pun menambahkan, selain itu para wali murid yang mendampingi siswa dalam metode jarak jauh memiliki kendala diantaranya kurangnya orangtua memahami konsep pembelajaran, akses internet, dan meluangkan waktu mendampingi anaknya. Menurutnya, konsep pembelajaran berbasis digital pada dasarnya sudah diatur dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Ia pun merinci 14 poin mengenai pembelajaran berbasis digital dari Permendikbud itu.
“Namun melihat kesulitan yang terjadi di lapangan dalam proses pembelajaran daring ini membuktikan bila peraturan atau standar itu tidak maksimal untuk diterapkan,” tutupnya.