Jakarta, infosatu.co – Asosiasi Hipnoterapi Klinis Indonesia (AHKI) akhirnya resmi menjadi mitra Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sebagai perkumpulan atau asosiasi penyehat tradisional pemberi rekomendasi Surat Terdaftar Penyehat Tradisional (STPT).
Ketua Umum AHKI Adi W Gunawan sangat bersyukur atas pencapaian tersebut, sebab setelah menanti lebih dari setahun akhirnya perjuangan panjang ini berbuah manis.
Sebelumnya, AHKI mengajukan sebagai mitra Kemenkes sejak 20 November 2020. Akhirnya, mendapat balasan dari Kemenkes per 22 Desember 2021 dan diterima sebagai mitra Kemenkes dalam surat bernomor YT.01.02/IV.1/1979/2021.
Surat itu ditandatangani secara elektronik oleh Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional Kemenkes RI Dr IGM Wirabrata.
AHKI resmi diakui sebagai mitra Kemenkes dalam ranah terapi olah pikir dan bisa memberi rekomendasi pengurusan STPT.
Ke depannya, Adi berharap AHKI bersama asosiasi atau lembaga pendidikan hipnoterapi lainnya bisa terus mengembangkan hipnoterapi ke jenjang lebih tinggi.
“Kita bermimpi Indonesia bisa jadi pusat riset pendidikan dan pelatihan hipnoterapi dunia. Karena sebenarnya di Indonesia punya banyak orang pintar, hanya selama ini belum dikenal di kancah internasional,” ungkapnya.
Harapan untuk memajukan hipnoterapi ke level lebih tinggi tidak berlebihan di antaranya bisa menetapkan standar baku dari mulai standar pendidikan, kompetensi dan praktik hipnoterapi klinis.
“Kami berharap bisa membantu bangsa dan negara ini melalui hipnoterapi klinis,” harapnya.
Selanjutnya, terkait riset dan penelitian itu, Adi W Gunawan menambahkan dari sisi teknik, yang digunakan adalah teknik hipnoterapi klinis level advanced dan nonkonvensional.
“Kita menggunakan hipnoterapi eklektik integratif. Di dalamnya juga telah diintegrasikan energi dari medan morfik,” sebutnya.
Tak heran jika ada peneliti yang juga dosen di salah satu universitas ikut dalam penelitian ini berkomentar, “kok bisa ya. Cuma begitu saja terapinya tapi klien bisa mengalami perubahan signifikan,” katanya mengulang kalimat peneliti tersebut.
Terpisah, Guru Besar Psikologi Klinis Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Kwartarini Wahyu Yuniarti mengaku tidak banyak ilmuwan yang menekuni hipnoterapi serta benar-benar fokus dalam mengembangkan keilmuannya sesuai level kompetensi minimal dan terjaga.
“Kata terjaga ini dibuktikan AHKI dengan adanya grup telegram yang tidak pernah ada hentinya dalam hal sharing kasus terus menerus. Ini yang membuat ilmu ini terjaga baik dari sisi pembaharuan ilmu hingga kode etik,” beber guru besar psikolog klinis yang juga hipnoterapis klinis ini.
Dari sisi keilmuan, menurut Kwartarini, pembaharuan juga didapat dari Eropa, Amerika dan Australia.
“Sebagai seseorang yang pernah beberapa tahun menjaga pendidikan magister profesi psikolog di Indonesia dan UGM, saya sangat bangga jadi bagian AHKI, sekaligus menjadi penjamin kompetensi di AHKI. Artinya, keilmuan di AHKI bisa dipertanggungjawabkan,” ucap penasihat AHKI ini.
Pusat pendidikan kompetensi clinical hypnosis AHKI yang ada di AWGI, saat ini bekerja sama dengan UGM serta enam pusat riset lainnya.
Masing-masing Universitas Sumatera Utara, Universitas Gunadarma, Universitas Padjadjaran, Universitas Diponegoro, Universitas Kristen Satya Wacana, dan Universitas Udayana.
Riset dilakukan berbasis bukti klinis (evidence based), serta kompetensi ahli sesuai teknik yang diterapkan di lembaga pusat kajian AHKI di AWGI.
“Dari riset yang saat ini berjalan, perubahan klinis benar-benar bisa ditunjukkan, baik pada tataran validitas dan reabilitas. Selain itu intervensi dan kompetensi hipnoterapis juga sangat kompetitif dan andal,” ujarnya.
Pada akhirnya, Kwartarini menegaskan siap mempublikasikan hasil riset tersebut jika sudah selesai. Riset yang dilakukan AHKI berpusat di AWGI dan UGM serta perguruan tinggi lain itu didanai Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) selama 3 tahun.
“Lembaga ini jelas tidak main-main dan pasti melakukan seleksi ketat terhadap proposal penelitian yang diajukan. LPDP tidak mungkin memberikan dana penelitian untuk keilmuan yang belum teruji kualitasnya,” tegasnya.(editor: irfan)