Bontang, infosatu.co – Neni Moerniaeni dan Agus Haris secara resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bontang, Rabu (28/8/2024) pagi.
Langkah ini menandai awal dari proses pencalonan mereka dalam ajang Pilkada 2024. Dengan Mengusung jargon “Berbenah,” pasangan ini tampil kompak mengenakan kemeja bermotif kotak-kotak kuning putih.
Mereka berangkat dari markas pemenangannya di Kantor PT Graha Mandala Sakti (GMS) sekitar pukul 08.00 Wita.
Ribuan pendukung yang mengenakan seragam berwarna-warni, yang merupakan simbol dukungan dari berbagai partai politik, turut mengawal mereka sepanjang perjalanan menuju Kantor KPU di Jalan Awang Long.
Massa memenuhi sepanjang Jalan Pattimura, Kelurahan Api-Api, dengan penuh semangat diiringi kesenian Reog Ponorogo.
Sesampainya di Kantor KPU, pasangan Neni Moerniaeni dan Agus Haris langsung menyerahkan dokumen-dokumen persyaratan pencalonan kepada pihak KPU.
Proses pendaftaran ini juga diawasi oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Bontang. Hal ini untuk memastikan seluruh tahapan berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Kami sangat bersemangat dan penuh harapan untuk membawa perubahan bagi Kota Bontang, proses pendaftaran ini adalah langkah awal untuk mewujudkan visi kami dalam menjadikan Bontang sebagai kota industri yang maju dan berkelanjutan,” ujar Neni saat memberikan keterangan pers.
Berbekal latar belakang sebagai mantan anggota DPR-RI dan Wali Kota Bontang Periode 2016-2021, sementara Agus Haris adalah mantan Wakil Ketua DPRD Bontang, pasangan ini optimis mampu membawa perubahan signifikan bagi Kota Bontang.
Dalam visi dan misi yang telah disusun, mereka menyiapkan 187 agenda yang akan diimplementasikan untuk menjadikan Bontang sebagai kota industri yang maju dan berkelanjutan.
“Kami memiliki rencana besar untuk Kota Bontang, mulai dari sektor kesehatan, ekonomi, hingga infrastruktur. Kami juga akan fokus pada penurunan angka stunting, peningkatan akses air bersih, serta penguatan tenaga kesehatan,” jelasnya.
Salah satu yang menjadi sorotan Neni-Agus adalah sektor pendidikan. Pasangan ini berkomitmen memprioritaskan sektor pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.
Mereka akan mengalokasikan dana sebesar Rp640 miliar dari APBD Bontang untuk pendidikan, sesuai mandatory undang-undang. Dana ini akan digunakan untuk memperbaiki fasilitas pendidikan, menyediakan beasiswa bagi siswa berprestasi, serta meningkatkan pelatihan dan kualitas tenaga pendidik.
“Kami tidak akan pelit dalam investasi pendidikan. Dengan APBD Bontang yang mencapai Rp3,2 triliun, kami akan memastikan setiap rupiah digunakan secara maksimal untuk memanusiakan manusia,” tegas Neni.
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mereka juga berencana menaikkan gaji guru SD dan guru ngaji sebesar Rp2 juta, serta meningkatkan gaji mubaligh dan Ketua RT.
Langkah ini diharapkan dapat memotivasi para pendidik dan pemuka agama untuk terus berkontribusi dalam mencerdaskan generasi muda dan memperkuat kohesi sosial di masyarakat.
Selain itu, pasangan ini juga akan memprioritaskan penurunan angka pengangguran yang saat ini berada di angka 7,4 persen.
Dengan memanfaatkan APBD Kota Bontang yang diperkirakan mencapai Rp3,2 triliun, Neni dan Agus Haris berkomitmen membenahi berbagai sektor. Mulai dari membuka lapangan kerja baru, mendukung program pelatihan keterampilan, serta mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM).
“Masalah pengangguran adalah salah satu isu utama yang harus segera ditangani. Kami akan bekerja keras untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bontang. Dengan dukungan dari masyarakat, kami yakin Bontang akan menjadi kota yang lebih baik,” tegas Neni.
Di bidang kesehatan, pasangan ini juga akan menekankan pentingnya penanganan kesehatan ibu hamil dengan program ‘Three Eliminations’ dari Kementerian Kesehatan, di mana setiap ibu hamil akan diperiksa HIV, Hepatitis B, dan Sifilis.
Program ini bertujuan untuk menekan angka kematian ibu dan bayi, serta memastikan bahwa generasi mendatang lahir dalam kondisi sehat.
“Kesehatan adalah kunci pembangunan yang berkelanjutan. Kami ingin memastikan bahwa setiap warga Bontang mendapatkan akses kesehatan yang layak dan berkualitas,” kata Neni disambut tepuk tangan para pendukung.
Setelah menyerahkan syarat pencalonan dan dokumen visi-misi, Neni menegaskan kembali keputusannya untuk maju sebagai calon Wali Kota Bontang atas dorongan masyarakat.
Menurut Neni, keinginan untuk maju muncul setelah dirinya menemani sang suami, Andi Sofyan Hasdam berkeliling Bontang selama dua tahun terakhir.
Dalam perjalanan tersebut, Neni mengaku menerima banyak aspirasi dari warga khususnya ibu-ibu dan pemuda. Mereka memintanya untuk kembali membenahi Bontang, terutama dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.
“Dengan aspirasi itu, yang saya terima dari warga selama 2 tahun ini temani Pak Sofyan, mengucap bismillah, dengan izin Allah saya maju. Bertekad menjalankan amanah warga dan menjalankan untuk Bontang di masa depan,” sebut Neni.
Dalam kesempatan tersebut, Neni juga membantah tudingan yang menyebut bahwa dirinya maju karena ingin menguasai Bontang. Ia menegaskan bahwa tidak ada niat untuk menjadikan Bontang sebagai warisan turun-temurun keluarganya.
“Ketika maju, ada yang bilang akan menguasai. Dari bapak ke mamanya, anaknya, sampai cucunya. Tidak sedikit pun sanubari, nawaitu mau menguasai seperti dibilang. Saya maju karena memahami relung hati warga Bontang yang ingin perubahan,” tegasnya.