
Samarinda, infosatu.co – Anggota Komisi II DPRD Kaltim Fraksi Golkar Nidya Listiyono melakukan reses terakhir di Kebun Desa Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara, Rabu (24/2/2021).

Ditemui usai melakukan Reses DPRD Kaltim Masa Persidangan I Tahun 2021, Ketua Kecamatan Samarinda Utara Jumat mengatakan bahwa persoalan utama yang berdampak pada sektor pertanian adalah banjir.
“Di samping masalah permodalan dan sebagainya, ada satu hal yang mungkin lupa yaitu bahaya rusaknya lahan pertanian akibat banjir di Samarinda baik di lahan ataupun di jalan. Secara langsung, dan tidak langsung berakibat pada penurunan tingkat kemakmuran petani,” ungkapnya.
Sekarang, sudah banyak ada pemukiman di Samarinda. Maka seharusnya penghijauan kembali tetap dilakukan dengan wajib menanam pohon di seputaran pemukiman, supaya resapan air itu bisa terjaga.
“Kemudian longsor dari tanah yang dibangun oleh perumahan itu bisa sedikit lebih kuat. Kita lihat alih fungsi lahan menjadi perumahan itu dilakukan pengecoran dan ini akan mempercepat laju air yang masuk kepada saluran-salurannya,” jelasnya.
Lanjut Jumat, mungkin dengan aturan-aturan dan regulasi DPRD Samarinda dan DPRD Kaltim bisa mendorong pelaku usaha di bidang usaha properti bangunan atau perumahan.
“Seharusnya mewajibkan dan memperbaiki lahan pekarangan mereka dengan paving block, supaya air itu tetap meresap ke bawah ditunjang dengan penanaman pohon. Minimal dua pohon untuk satu rumah, jika bisa dilakukan insyaallah air yang mengalir ke daerah pemukiman, jalan ataupun lahan akan lebih tersaring. Tidak seperti sekarang, lumpur semua,” urai Jumat.
Kemudian, terkait permintaan alat pertanian. Jumat mengaku sebenarnya sudah cukup banyak bantuan, baik itu Dinas Pertanian (Distan) maupun aspirasi dari dewan. Di antaranya berupa alat pertanian berbagai fungsi.
“Alat untuk mengolah lahan, alat pemanenan bahkan ke pompa air. Tadi yang diminta kalau bisa hanya 2 unit saja, biasanya kita itu pinjam alat dengan banyak aturan dan ribet. Kalau kita minta lewat dewan ini mungkin bisa saja langsung direalisasikan,” jelasnya.
Harapannya pada reses hari ini yakni pihak dewan bisa melakukan sinergitas, langkah maupun gerakan untuk membela hijaunya bumi ini. Dalam artian, dunia pertanian itu tidak akan dilupakan oleh orang karena untuk kebutuhan sehari-hari.
“Maka amankan aset mereka para petani, kalaupun nanti ada ahli fungsi, tolong kami tetap diproteksi. Perjuangkan motto Samarinda yaitu jasa, di mana pertanian juga punya peran di situ. Harapan kami kepada legislator yaitu bisa mengembalikan jati diri Samarinda yang kotanya sama rendah dan perhatikan hulunya,” ucapnya.
Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Kaltim Nidya Listiyono mengungkapkan permintaan warga yaitu terkait alat-alat pertanian, salah satunya traktor.
“Kemudian juga bibit-bibit untuk para petani di seluruh Samarinda. Diharapkan mereka bisa dibantu Pemkot Samarinda maupun Pemprov Kaltim,” paparnya.
Selanjutnya terkait banjir, Tiyo membenarkan jika keluhan tersebut juga berkaitan dengan banjir sebab sangat berdampak pada pertanian dan perikanan.
“Nanti saat mereka siapkan ikan kemudian banjir malah bikin hilang ikannya, hasil-hasil pertanian ini juga bisa rusak karena banjir. Jadi secara umum, mereka menyampaikan keluhan-keluhan tersebut,” imbuhnya.
Lalu, juga minta akses stabilitas kepada pemkot dan pemprov agar bisa bersinergis terhadap program-program mereka. Karena jika bicara soal aspirasi dan sebagainya, tentu mereka ini kelompok tani yang juga mendapatkan bantuan namun beberapa lainnya tidak.
“Ini yang perlu kita informasikan kepada mereka, intinya nanti saya akan connectkan mereka dengan pemerintah, saya akan bantu,” tegas Tiyo. (editor: irfan)