Samarinda, Infosatu.co – Sanitasi berbasis lingkungan sekolah sangat penting karena tidak saja melestarikan lingkungan sekolah, tetapi dapat membentuk karakter siswa untuk mencintai kebersihan yang kemudian menjadi budaya baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Hal itu disampaikan Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda Sri Puji Astuti menanggapi rencana pemberlakuan muatan lokal (mulok) pengelolaan sampah di sekolah oleh Pemerintah Kota Samarinda.
Puji mengatakan rencana pemberlakuan mulok pengelolaan sampah di sekolah sepatutnya didukung karena kepedulian anak sekolah terhadap aspek lingkungan harus diterapkan sejak dini.
“Sangat kami dukung. Karena itu salah satu pembinaan pendidikan karakter sejak dini,” tutur Puji kepada wartawan, Jumat (10/3/2023).
Menurutnya, penerapan mulok tersebut merupakan langkah penguatan 18 nilai pendidikan karakter sebagaimana tertuang dalam Peraturan Wali Kota Samarinda Nomor 13 Tahun 2015 yang harus diimplementasikan secara berkelanjutan.
Sebanyak 18 nilai pendidikan karakter itu adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
“Kita sudah punya perwali tentang bagaimana 18 niiai pendidikan karakter yang harus diberikan kepada anak-anak di sekolah,” ujarnya.
Secara konseptual, menurut Puji pemberlakuan mulok pengelolaan sampah hendaknya disosialisasikan terlebih dahulu kepada para orang tua murid. Butuh kolaborasi dengan semua pihak, khususnya orang tua murid karena dasar atau pondasi pendidikan karakter itu mulai dari rumah.
“Kalau bisa disosialisasikan ke orang tua murid supaya mereka tidak bingung, karena jika mulok sudah diberlakukan maka siswa pasti ada regulasi sekolah yang harus dijalankan oleh siswa,” tandasnya.
