infosatu.co
Info Haji

Puncak Haji di Armuzna: Keringanan bagi Jamaah Lansia

 Madinah – Keistimewaan jamaah haji lansia pada Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) ada keringanan-keringanan yang jamaah haji lanjut usia dapatkan pada pelaksanaan ibadah Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). 

Konsultan Ibadah Haji Daker Madinah, KH Ahmad Wazir Ali menyebutkan, mabit di Muzdalifah dan Mina bagi lansia menjadi gugur dan lempar jumrahnya boleh diwakilkan.

“Keringanan bagi lansia mabitnya gugur, lontar jumrah bisa wakilkan,” kata Kiai Wazir kepada tim MCH, di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), Selasa (13/6/2023).

Jamaah Lansia Tidak Perlu ke Muzdalifah

Menurutnya, jamaah lansia tidak perlu ke Muzdalifah atau Mina.” Orang sakit kok di bawa-bawa (ke Muzdalifah dan Mina),” kata Kiai pengasuh Pondok Pesantren Denanyar, Jombang itu.

Soal miqat bagi jamaah yang sedang sakit saat di Madinah, lanjut Kiai Wazir, miqatnya cukup dari KKHI dan itu dibenarkan oleh sebagian ulama.

Sebenarnya, sambung Kiai Wazir, miqatnya di Bir Ali. Tapi jika memaksakan khawatir tidak ada yang memandu nanti kelewatan, maka lebih baik mereka ihram dari KKHI.

Niat Ihram dengan Bersyarat

Dia juga mengimbau kepada jamaah haji yang sedang sakit agar niat ihram dengan niat bersyarat (isytirath).

Sebab itu, Kiai Wazir harap jamaah lansia tidak perlu memaksakan ibadah-ibdah sunah. Ibadahnya cukup yang wajib-wajib saja.

“Jamaah lansia atau risti perlu mengukur kemampuan. Harus tau diri. Toh bila tidak bisa menjalankan ibadah-ibadah laiknya orang normal, tetap bisa mendapatkan pahalanya,” tutup Kiai Wazir.

Sementara itu, jamaah haji Indonesia yang meninggal hingga Selasa (13/6/2023) pukul 11.00 waktu Arab Saudi jumlahnya mencapai 57 orang.

Penyebab Jamaah Haji Meninggal

Penyebab terbanyak jamaah haji meninggal karena infark miokard akut atau penyakit jantung yang di sebabkan oleh sumbatan pada arteri koroner.

Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Makkah, Andi Ardjuna Sakti, menyampaikan, terkait dengan tingginya angka kematian jamaah haji bukan karena satu faktor, melainkan ada beberapa faktor.

Di antaranya karena faktor komorbid jamaah haji dan faktor aktivitas fisik yang jamaah haji lakukan.

Antisipasi Mengurangi Risiko Kematian

Mengenai langkah antisipasi yang bisa mereka lakukan untuk mengurangi risiko kematian, Ardjuna mengatakan, ada beberapa upaya yang sudah mereka lakukan Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. Di antaranya melakukan pemeriksaan kembali jamaah haji yang berisiko tinggi (risti).

“Upaya lain yang kita lakukan memberikan informasi dan edukasi kepada jamaah terkait dengan aktivitas yang akan dilakukan, baik terkait dengan edukasi pelaksanaan ibadahnya maupun tahap yang harus dilakukan,” kata Ardjuna di Makkah, Senin (12/6/2023).

Dia juga menyampaikan bahwa jumlah jamaah haji yang rawat inap di KKHI sampai Ahad (11/6/2023) ada 108 jamaah haji.

Penyakit yang Jamaah Haji Derita

Penyakit terbanyak yang jamaah haji derita  di KKHI di antaranya pneumonia, hipertensi, dan diabetes.

Mengenai penanganan jamaah haji risti, Ardjuna mengatakan, setelah melakukan evaluasi kondisi jamaah haji di kloter, maka bagi jamaah haji yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut bisa periksa di KKHI. Ada poli risti di KKHI Makkah.

“Salah satu tujuannya adalah screening terkait dengan jamaah haji dalam upaya memberi pelayanan terbaik,” ujar Ardjuna.

Related posts

Kemenag Samarinda Tunggu Regulasi Pembatasan Usia Jemaah Haji

Emmy Haryanti

Kemenag Rejang Lebong Sambut Kepulangan Haji Tambahan

Mundzir

Arab Saudi Jadi Tuan Rumah Pembicaraan Damai Ukraina-Rusia

Mundzir

Leave a Comment

You cannot copy content of this page