
Kukar, infosatu.co – Sebanyak 20 kepala desa (kades) di Indonesia baru saja pulang dari studi banding selama 10 hari di Tiongkok. Salah satunya Rusdi, Kades Margahayu Kecamatan Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Di Negeri Tirai Bambu itu, para kades tersebut mempelajari strategi dan praktik pengelolaan desa serta pertanian yang telah sukses diterapkan di sana. Program yang berlangsung mulai 14-25 Oktober 2023 itu merupakan kerja sama antara Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dengan pemerintah Tiongkok.
“Kami mewakili 700 ribu desa di seluruh Indonesia yang ingin mengetahui bagaimana Tiongkok bisa mengembangkan desa-desa mereka menjadi mandiri dan sejahtera,” ungkap Rusdi saat dihubungi melalui sambungan telepon pada Jum’at (27/10/2023).
Salah satu aspek yang sangat menarik perhatian Rusdi adalah pengelolaan lahan pertanian yang telah diatur dengan cermat oleh pemerintah Tiongkok. Lahan-lahan itu dimanfaatkan oleh kelompok usaha keluarga yang bergerak dalam sektor pertanian, peternakan, dan perikanan.
“Yang kami salut di sana adalah peningkatan ekonomi dan usaha dimulai dari keluarga. Kemudian, mereka bergabung ke dalam koperasi atau badan usaha milik desa. Dengan demikian, tidak ada yang merasa dirugikan atau tertinggal,” jelasnya.
Tak hanya itu, Rusdi juga mengapresiasi program wisata desa yang telah berhasil diterapkan di Tiongkok. Baginya, program ini memberikan manfaat besar bagi desa karena menghasilkan pendapatan dari sewa lahan dan bagi hasil dari badan usaha milik desa (BUMDes) yang mengelola sektor pariwisata.
“Di wilayah kita sendiri, program semacam ini belum berjalan sepenuhnya. Kami ingin meniru model ini agar desa kami dapat lebih maju dan kompetitif,” tambahnya.
Harapannya, hasil dari studi banding ini akan memberikan inspirasi dan motivasi bagi para kepala desa di Indonesia untuk menerapkan praktik-praktik pembangunan dan pengelolaan desa yang lebih baik. Hal ini demi mencapai kesejahteraan yang lebih luas di tanah air. (Adv)