Bontang, infosatu.co – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang Faisal menyoroti proyek pembangunan drainase di Jalan Ahmad Yani dan Jalan P Suryanata, Bontang Utara yang berjalan lamban.
Lambatnya pekerjaan itu dinyatakannya berdampak pada kehidupan masyarakat. Salah satunya, kalangan pedagang yang mengeluhkan turunnya jumlah pelanggan akibat akses parkir yang terhambat oleh proyek. Kondisi ini memengaruhi usaha mereka.
“Kasihan masyarakat, apalagi pedagang. Mereka mengeluh pelanggannya jadi sepi karena akses parkir susah akibat proyek itu,” ujarnya belum lama ini.
Lebih lanjut, Faisal menyarankan agar Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota (PUPRK) lebih memperhatikan durasi pengerjaan proyek. Ia meminta agar para pekerja tidak asal membongkar tanpa memperhitungkan waktu penyelesaian yang tepat.
“Jangan sampai pekerjaan ini berlarut-larut karena dampaknya luar biasa bagi masyarakat. Kalau proyek swasta itu biasanya satu sampai dua bulan, tapi kalau proyek pemerintah bisa enam bulan bahkan lebih,” tegasnya.
Selain itu, Faisal juga menyoroti keluhan dari warga yang mengkhawatirkan rumah mereka roboh akibat pengerukan drainase yang berlangsung. Sebab, berdasarkan laporan yang diterima dari masyarakat, ada tanah di sekitar permukiman warga yang ambles dengan kedalaman antara 3-4 meter.
“Sudah ada warga yang melaporkan kekhawatiran rumahnya ambruk karena tanah di sekitarnya ambles sekitar 3-4 meter akibat galian proyek,” tambahnya.
Proyek drainase di Jalan P Suryanata dikerjakan oleh PT Tuah Persada Perkasa, perusahaan asal Aceh dengan nilai kontrak sebesar Rp7 miliar.
Sementara itu, proyek drainase di Jalan Ahmad Yani yang ditargetkan rampung pada Desember 2024 dikerjakan oleh CV Yan’s Perdana dengan nilai kontrak Rp12 miliar.
Faisal berharap pemerintah dan pihak terkait segera menuntaskan proyek fisik tersebut dengan tepat waktu agar dampak negatif terhadap masyarakat dapat diminimalisasi.