Samarinda, infosatu.co – Muhammad Husni Fahruddin resmi dikukuhkan sebagai Ketua Laskar Kebangkitan Kutai (LKK) Kalimantan Timur di Ballroom Hotel Aston Jalan Pangeran Hidayatullah pada Senin (14/2/2022).
Pengukuhan yang disaksikan Kesultanan Paser dan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ini menjadi bukti keseriusan organisasi masyarakat (ormas) tersebut untuk mencapai tujuannya menjadi pemersatu bangsa di Bumi Kalimantan.
Menurut Ayub sapaan akrab Muhammad Husni Fahruddin, di Benua Etam ini hanya ada satu wajah yang bernama masyarakat Kaltim tanpa adanya sekat-sekat suku, agama, ras dan antar golongan.
Masyarakat Kaltim harus menyatukan kekuatan, tidak boleh terpecah-belah dan bermain sendiri. Sebab persatuan tidak akan mudah untuk dipatahkan oleh segelintir orang yang ingin menggunakan dan memanfaatkan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Kita harus berjuang secara komunal dan solid untuk mendapat dampak positif dari IKN Nusantara. Maka marilah kita berjuang, berdarah, menangis dan bahagia bersama di Bumi Kaltim,” ungkapnya.
Ayub ingin semua pihak dapat menciptakan kesatuan serta duduk bersama tanpa memandang suku, agama, ras dan antar golongan.
“Tidak boleh Kutai atau suku lainnya merasa hebat sendiri dalam pembangunan IKN Nusantara. Saat ini semua pihak harus bersatu padu, karena bangsa merupakan pondasi dan pilar nyata dari wujud NKRI,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Isran Noor melalui Kepala Badan Kesbangpol Kaltim Sufian Agus mengatakan bahwa saat ini Kaltim memiliki penduduk sebanyak 3,8 juta orang yang terdiri dari beragam suku, agama dan adat-istiadat.
Selain penduduk asli, Kaltim juga dihuni penduduk pendatang. Bahkan hampir seluruh penduduk Indonesia dari Sabang sampai Merauke bermukim di Kaltim.
Oleh sebab itu, LKK diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan serta terwujudnya Kaltim yang aman dan damai.
“Rakyat harus mendapat keamanan, kedamaian, keadilan dan kesejahteraan,” ucapnya.
Kaltim yang beragam itu kata Sufian, hendaknya semakin memperkokoh persatuan dan kesatuan keluarga besar masyarakat Kaltim yang rukun.
Jangan sekali-kali menonjolkan ego kedaerahan masing-masing, tetapi sebaliknya harus saling menghormati, menghargai dan menjunjung toleransi dengan semangat gotong-royong yang tinggi.
“Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Maka keberadaan LKK maupun ormas dari etnis lain hendaknya memperkokoh kesatuan dan persatuan keluarga besar masyarakat Kaltim. Peduli terhadap nasib rakyat, membela dan melindungi rakyat,” paparnya.
LKK dan organisasi masyarakat dari etnis lain di Kaltim pun diharapkan dapat bekerja sama dan berkoordinasi yang baik dengan pemerintah untuk terus berjuang, membela dan memperjuangkan hak-hak rakyat Kaltim ke pemerintah pusat.
Selain itu, semua pihak juga harus mendukung kehadiran dan menyukseskan pembangunan IKN Nusantara di Kaltim. Tolak tindakan provokatif serta pernyataan bernada salah yang menciderai harkat dan martabat rakyat Kaltim terkait penolakan tertentu terhadap IKN.
“Kita harus memperjuangkan kedaulatan rakyat Kaltim, kedaulatan pembangunan infrastruktur, pengelolaan sumber daya alam, PAD dan semua hal yang selama ini belum terpenuhi dengan baik,” katanya. (editor: Dani)