infosatu.co
Samarinda

Pesut Jantan Ditemukan Mati di Sungai Mahakam, Kasus Keempat di Tahun 2024

Teks: Suriawaty Halim selaku Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Kaltim.

Samarinda, infosatu.co – Seekor pesut berkelamin jantan, ditemukan mati mengambang di pinggiran Sungai Mahakam Jalan Slamet Riyadi, Samarinda tepatnya depan SPBU pada Jumat (21/6/2024).

Teks: Proses Evakuasi bangkai Pesut Mahakam, di tepian Mahakam Jalan Slamet Riyadi Kelurahan Karang Asam Ulu Kecamatan Sungai Kunjang.

Penemuan pesut yang mati ini merupakan kali ke-4 sepanjang tahun 2024 di Kalimantan Timur dimana yang terakhir ditemukan di Sungai Mahakam tepatnya di Kecamatan Muara Muntai, Kutai Kartanegara. Namun untuk di Samarinda, penemuan ini baru pertama kali terjadi.

Laporan pesut mati terdampar itu diterima pada pukul 16.50 WITA, merespon laporan tersebut sejumlah tim dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur bergerak cepat melakukan evakuasi di TKP. Diketahui belasan personel diturunkan oleh BKSDA untuk melakukan evakuasi.

“Yang jelas kami selamatkan, karena ini ukurannya cukup besar, jadi kami bekerja sama dengan Fakultas Perikanan Unmul, untuk besok dilakukan autopsi,” ujar Suriawaty Halim selaku Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Kaltim.

Meski sudah dievakuasi, pihaknya belum bisa membeberkan apa yang menjadi penyebab pesut tersebut mati di perairan Sungai Mahakam. Diketahui, kurang lebih satu jam, tim BKSDA Kaltim berhasil mengevakuasi pesut tersebut pada pukul 18.00 WITA.

“Dari hasil autopsi, baru kami bisa mengetahui apa penyebab kematian pesutnya, apakah karena terjerat atau termakan plastik kami juga belum tau, jadi tunggu hasil autopsi,” pungkasnya.

Sementara itu, Peneliti Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI), Daniela mengatakan untuk bangkai Pesut tersebut nantinya akan dibawa ke laboratorium Unmul, guna dilakukan penelitian, penyebab kematiannya.

“Jadi, ini kematian yang keempat di tahun ini, dan kami akan selidiki apa penyebab kematiannya,” jelasnya.

Ia menerangkan, dari kondisi pesut yang mati itu, pihaknya mengatakan kode tiga, di mana kondisi kulitnya sudah mulai terkelupas.

“Jadi, kalau dilihat matinya ini sudah satu harian full, dan hanyut, dari ukurannya sekitar 2 meteran ini sudah dewasa,” terangnya.

“Nanti selain diukur panjang dan penyebabnya dari luar dan dalam, ada yang analisa di laboratorium, terkait logam berat untuk masalah penyakit, atau soal yang lainnya, sehingga tentu akan memakan waktu kurang lebih 1 bulan,” sambungnya.

Daniela juga menambahkan, untuk polulasi di akhir tahun 2023 lalu ada sekitar 67 ekor pesut yang menghuni Sungai Mahakam. Dan melihat ciri fisik seperti sirip yang ditemukan ini, ia mengaku masuk data base.

“Kalau pastinya nanti kami cek dulu, karena setiap pesut ini memiliki ciri khas sendiri, misalnya dari sirip, itu bisa diketahui dari mana kelompoknya, sedangkan yang ditemukan termasuk Pesut Mahakam, yang khusus hidup di air tawar. Kalau yang di Mahakam itu beda, namanya pesut pesisir,” pungkasnya.

Related posts

Keraton Kainmas Siapkan 5 Hewan Kurban Ke Masyarakat Buton di Perbatasan

Emmy Haryanti

KSE Unmul dan IYD Kaltim Berkolaborasi Dorong Literasi Keuangan Anak Muda

Rosiana

Finsight: Youth Tour to OJK Kaltimtara Fokus pada Anti-Scam dan Perlindungan Konsumen

Rosiana

Leave a Comment

You cannot copy content of this page