Kukar, infosatu.co – Perikanan di Kukar mulai memasuki pasar ekspor. Tercatat komoditas ekspor yakni udang windu dan white shrimp yang di froozen (udang beku).
Udang beku merupakan komoditas ekspor terbesar Kukar. Pada tahun 2019, berhasil mengekspor dengan volume 1.113.196 kilogram dengan nilai 26.320.803 USD atau setara dengan Rp 336.316.149.982.
Adapun negara tujuan Jepang, Inggris, Canada, Vietnam dan Taiwan.
Hal ini di sampaikan oleh Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kukar Muslik saat kepada infosatu.co, Senin (23/11/2020).
“Lima tahun ini kami selalu mengalami peningkatan ekspor udang beku, hal ini karena permintaan dari negara-negara cukup tinggi,” kata Muslik.
Pada 2015, Kukar berhasil mengekspor udang beku dengan volume 1.048.910 kilogram dengan nilai transaksi 19.990.348 USD atau setara dengan Rp 262.773.350.696.
Pada tahun 2016, meningkat menjadi 1.142.551 kilogram dengan nilai 21.939.503 USD atau setara dengan Rp 322.334.033.049.
“Tahun 2016 permintaan udang beku luar negeri meningkat yakni menjadi 93 Ton,” ungkap Muslik.
Pada tahun 2017 ekspor udang beku hanya bertambah 172 kilo yakni 1.442.723 kilogram dengan nilai 21.939.503 USD atau setara dengan Rp 322.982.416.243.
“Karena adanya krisis global permintaan 2017 sama dengan 2016, hal ini menyebabkan tidak ada peningkatan hasil yang di dapat tahun itu,” ujar Muslik.
Namun adanya krisis global, sehingga Pada tahun 2018 menurun menjadi 1.084.799 kilogram. Dengan nilai 22.979.503 USD atau setara dengan Rp 316.889.124.875.
Dampak dari Covid-19 sudah mulai dirasakan eksportir di Kukar. Pada awal 2020 sudah tidak ada lagi ekspor udang beku.
“Karena adanya Covid-19 ini, kita belum bisa ekspor udang beku, kami hanya jual ke dalam negri saja,” tutur Muslik.(editor: irfan)