Kutim, infosatu.co – Dinas Pariwisata Kutai Timur (Dispar Kutim) berkomitmen memperkuat ekonomi kreatif (ekraf) di wilayahnya. Salah satu upaya yang dilakukan dengan menggelar pelatihan musik nasional yang fokus pada alat musik tradisional gambus dan sape.
Kegiatan pada Senin lalu itu menjadi perwujudan pelestarian kekayaan musik warisan nenek moyang yang terancam punah oleh arus modernisasi.
Sejumlah narasumber terkemuka turut ambil bagian dalam acara ini. Mereka di antaranya pemusik gambus asal Sangatta Sayid Abdilah, serta dua pemain sape Anyed Lian dari Tenggarong dan Daniel Febrian dari Mahakam Ulu.
Kehadiran para narasumber ini memberikan dimensi autentik pada pelatihan dan membawa peserta lebih dekat dengan esensi musik tradisional.
Dalam acara ini melibatkan 50 peserta dari warga Kutim. Mereka termasuk seniman musik, kelompok musik paguyuban, komunitas, dan pencinta musik.
Kepala Dispar Kutim Nurullah menjelaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan amanah Undang-Undang Ekonomi Kreatif. Di dalamnya menyatakan bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan, membina, dan melestarikan para insan ekraf.
“Musik tradisional seperti gambus dan sape adalah bagian tak terpisahkan dari identitas budaya kita, yang harus dijaga agar tidak punah. Melalui pelatihan ini, kami berharap melahirkan generasi seniman berbakat dan terampil di genre musik tradisional,” ungkap Nurullah.
Ia mengharapkan hasil dari pelatihan itu dapat membawa para peserta tampil di panggung-panggung besar pada event musik dan budaya.
“Pertunjukan musik adalah bagian integral dari setiap event, dan melalui pelatihan ini, kami ingin melihat kemampuan bermain musik tradisional muncul di panggung-panggung bergengsi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Nurullah menyebut masih adanya keterbatasan seniman musik tradisional di Kutim terutama di kalangan muda.
“Dengan pelatihan ini, kami berharap dapat mendorong seniman muda untuk berkontribusi dalam melestarikan dan mengembangkan musik tradisional di Kutim,” ujarnya.
“Saya berharap teman-teman dapat menjadi agen pengembangan dan pelestarian musik tradisional di Kutim, menjadikan ini sebagai kebanggaan sektor Ekraf di daerah kita,” tambah Nurullah sembari menandaskan komitmennya untuk memastikan bahwa warisan musik tradisional tetap beresonansi di tengah kemajuan zaman.