Bontang, infosatu.co – Bedah rumah yang merupakan program pemerintah pusat menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) integrasi ditargetkan pengerjaannya pada awal Juni 2021.
Plt Kepala Dinas Perumahan, Kawasan, Pemukiman dan Pertanahan (Perkimtan) Bontang Muhammad Nur melalui Staf Perkim dan PSU Bontang Hendra Hadyanto di Gedung Graha Taman Praja menanggapi hal ini.
“Juni itu sudah harus ada progres fisik mulai dari pembongkaran rumah. Kalau saat ini masih proses verifikasi calon,” ungkapnya saat ditemui infosatu.co, Senin (17/5/2021) kemarin.
Adapun kategori penerima bantuan perbaikan rumah yakni merupakan warga negara Indonesia, masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), memilki rumah sendiri, rumahnya ditempati serta rumah yang terdampak akibat pembangunan jalan lingkungan.
“Ini salah satu keunikan dari DAK integrasi ini. Kalau yang kemarin itu hanya dibatasi misalkan MBR, sekarang juga yang terdampak dari program kegiatan. Jadi rumah yang terkena dampak pembangunan jalan lingkungan juga akan diberikan bantuan,” jelasnya.
Lebih jauh Hendra menjelaskan, setiap satu unit rumah akan menggunakan anggaran sebesar Rp 52 juta dengan rincian Rp 45 juta yang akan diperuntukkan bagi bahan bangunan, sedangkan Rp 7 juta digunakan untuk teknisi perbaikan yakni tukang.
“Kondisi rumah kan berbeda. Jadi dana akan disesuaikan dengan kondisi rumah. Nanti tim fasilitator bagian teknis yang akan menilai rumah seperti apa? apakah rumah layak atau tidak, jika layak apa saja yang akan diperbaiki,” terangnya.
Perlu diketahui, bantuan perbaikan rumah tidak secara keseluruhan rumah dibongkar atau diperbaiki. Melainkan melihat kondisi rumahnya, hal tersebut lantaran terbatasnya anggaran.
“Jadi tidak dibongkar habis. Ketika kita bongkar habis akan menjadi problem juga karena keterbatasan anggaran,” terangnya.
Ia menambahkan bantuan perbaikan rumah tersebut hanya menyasar pada kawasan Selambai dengan jumlah 200 unit rumah dengan target pengerjaan awal Juni hingga akhir November.
“Kita sudah sosialisasi, jadi pelaksanaannya nanti masyarakat sendiri yang melaksanakan. Ibaratnya seperti swakelola dana dari pemerintah pusat melalui Pemkot Bontang kemudian diteruskan melalui bank penyalur, disalurkan ke toko material untuk pembelian material serta dengan pembayaran tukang,” pungkasnya. (editor: irfan)