Samarinda, infosatu.co– Kontraversi perhitungan suara pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) antara Joe Biden dan Donald Trump hingga kini masih terus berlangsung.
Kontraversi tersebut terjadi lantaran Trump merasa dicurangi oleh keunggulan pemerolehan suara Joe Biden yang mendapat 273 electoral votes sementara Donald Trump mendapat 214 electoral votes.
Menanggapi kegagalannya di pemilu kali ini Trump murka dan mengklaim bahwa pemilu telah dicurangi. Presiden AS tersebut bersikukuh mengklaim bahwa dirinya telah dicurangi.
Kendati demikian, klaim yang disampaikannya dalam pidatonya Kamis lalu (5/11/2020) di ruang konfrensi pers Gedung Putih tak beralasan dan tanpa bukti yang mendukung.
“Mereka mencoba mencuri pemilu. Jika surat suara sah yang dihitung, saya dengan mudah menang,” ujar Trump dalam pidatonya yang di lansir dari VoAnews.com.
Dalam pidatonya yang berlangsung selama hampir 17 menit, ia selalu mengklaim bahwa penghitungan suara yang saat ini masih berlangsung telah dicurangi oleh Partai Demokrat yang mengusung Joe Biden dalam pemilu AS kali ini.
Menanggapi kontroversi pidato Donald Trump, tiga jaringan penyiaran televisi Amerika Serikat yakni ABC, CBS, dan NBC memutus siaran langsung tersebut untuk memotong pernyataan palsu yang disebar Presiden AS tersebut.
“Kami harus menyela karena Presiden membuat sejumlah penyataan palsu termasuk anggapan telah terjadi kecurangan pemungutan suara,”. Kata Lester Holt, pembawa acara NBC Nightly News.
Sementara itu dilansir dari The New York Times, media penyiaran besar lainnya seperti CNN dan Fox News tetap menayangkan siaran langsung pidato Presiden Amerika Serikat dengan memberikan keterangan di layar ketika Donald Trump berpidato.
“Tanpa Bukti apapun, Trump sebut dirinya ditipu,” isi keterangan dalam layar CNN.
Sementara itu, Kepala koresponden Gedung Putih Fox News, John Roberts mengatakan pada audiens bahwa mereka belum melihat bukti atas tuduhan yang disampaikan oleh Trump. (Editor: Akhmad)