Madinah – Peran penting dari rombongan dan regu memiliki nilai yang sangat berharga, terutama bagi jamaah yang berusia lanjut.
Direktur Akademizi, Nana Sudiana, menilai dengan jumlah 11 sampai 12 orang dalam sebuah regu, apalagi bila dalam pengelolaan regu juga memasukan proporsi lansia dalam penyusunan-nya.
Jamaah Muda Mendampingi Para Lansia
Di luar itu, pengelompokan lansia yang menyatu dengan yang lebih muda-muda juga efektif menjaga kondisi para lansia agar tetap dalam pengawasan anggota regu atau anggota kamar hotelnya.
“Para lansia ini, dengan didampingi yang lebih muda, akan selalu terpantau, termasuk dengan cepat akan terdeteksi bila ada permasalahan yang dialaminya,” kata dia yang juga tengah melaksanakan ibadah haji dan tergabung dalam kloter SOC-10, Jumat (9/6/2023).
Yang lebih muda, kata dia, dengan kemampuan dan kecepatan-nya akan segera berkomunikasi dengan pihak lain untuk mengambil tindakan yang mereka perlukan.
Kurang Koordinasi Antar Jamaah
Persoalan jamaah tersasar atau tertinggal bisa jadi karena kurang koordinasi antara sesama jamaah yang ada.
Kerja sama antarjamaah juga diperlukan selama di hotel. Hal ini karena pada dasarnya fasilitas hotel, seperti lift, kamar mandi, mushola atau masjid dan lain sebagainya terbatas.
“Padahal dengan jumlah penghuni dari jamaah haji yang banyak, semua harus antre atau bergantian menggunakan-nya,” kata dia.
Mengatur Waktu Lebih Intens
Tim Promosi Kesehatan (Promkes) meminta jamaah haji mengatur waktu lebih intens antara ibadah dan istirahat jelang puncak ibadah haji.
Menyeimbangkan istirahat dan ibadah akan membantu jamaah menjalani puncak ibadah haji di Makkah.
Tri Andriani, Petugas Tim Promosi Kesehatan (Promkes) Daker Madinah mencontohkan, jamaah usai sholat Shubuh dan Dzuhur sejenak istirahat. Lalu pada Ashar kembali ke masjid namun bawa perbekalan hingga cukup untuk Isya.
Jika jamaah sholat Ashar ke masjid, maka bawalah bekal makakan seperti roti atau buah, sehingga jika pulang setelah insya tidak terasa perih,” kata dia. Namun, apabila jamaah tidak mungkinkan lebih baik sholat di hotel.
Duta Promosi Kesehatan
Dia mengharapkan stakeholder di dalam kloter, seperti ketua kloter, pembimbing ibadah, Karom, dan Karu menjadi duta promosi kesehatan.
“Kita harap stakeholder tidak hanya fokus pada ibadah haji, namun juga menyampaikan pentingnya menjaga kesehatan jamaah,” katanya.
Jamaah yang usia produktif ikut menjaga jemaah usia lansia, baik saat ke masjid maupun di dalam kamar. Jamaah juga diminta sering minum dan menggunakan APD ketika ke masjid.