Samarinda, infosatu.co – Pengurus Perkumpulan Keluarga Nias (PKN) Samarinda periode 2023-2026 resmi dilantik oleh Ketua Umum Dewan Penasihat PKN Samarinda Elisander Hia. Ia menyampaikan bahwa PKN bertujuan membangun sumber daya manusia Nias yang ada di Kota Samarinda dan sekitarnya. Semua proses dan kegiatan yang dilakukan oleh Pengurus PKN hendaknya tetap berazaskan pancasila, nilai-nilai budaya dan adat istiadat masyarakat Kepulauan Nias.
Selain itu PKN harus berkontribusi dalam mendukung Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda untuk membangun kehidupan warganya agar tercapai peningkatan kesejahteraan, menciptakan kehidupan bersama dengan damai dan toleran.
“Warga PKN Samarinda wajib menjunjung tinggi adat istiadat masyarakat yang ada di lingkungan kita masing-masing sebagaimana pepatah lama,” ungkapnya, Senin (1/5/2023).
PKN Samarinda juga hendaknya bersinergi dengan ormas Nias lainnya di Kaltim seperti HIMNI, IKTN, PTMN, KKNKB dan lainnya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya.
“Jadikan ormas Nias lainnya sebagai mitra kerja yang saling mendukung dalam kebaikan,” tuturnya.
Elisander berharap pengurus yang baru dilantik dan dikukuhkan segera menyusun program kerja di bawah kepemimpinan Iman Calvin Hia. PKN Samarinda segera bekerja untuk anggotanya.
“Buat program kerja yang mampu dilaksanakan. Jangan muluk-muluk tapi tak mampu diwujudkan. Sukses dari hal kecil dan sederhana akan menjadi sukses besar bagi pengurus PKN ke depannya,” ucapnya.
Ia memahami PKN tidak ada modal untuk melaksanakan program yang sifatnya membangun fisik. Modal PKN selama 27 tahun berlalu hanya semangat kebersamaan dan kerelaan pengurus untuk mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk mengayomi anggota.
Oleh sebab itu pengurus PKN perlu memrioritaskan kegiatan yang berkaitan dengan pelestarian adat dan seni budaya Nias, pembinaan kepemudaan dan olah raga, UMKM, pendidikan dan keterampilan, serta kesadaran hukum dan pelayanan sosial.
“Pengurus jangan pernah surut semangatnya ketika dikritik, dan jangan juga jadi angkuh ketika dipuji. Engkau dihina tidak berarti engkau adalah sampah, engkau dipuji tidak berarti engkau jadi rembulan,” nasihat Elisander Hia.