
Samarinda, infosatu.co – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) terus berupaya memperluas akses pendidikan menengah atas di daerah dengan menggulirkan rencana pembangunan satu unit SMA baru dan pengembangan fasilitas di SMK Negeri 5 Balikpapan.
Langkah ini dinilai krusial untuk menjawab tantangan keterbatasan daya tampung sekolah negeri, terutama menjelang tahun ajaran baru.
Anggota DPRD Kaltim H Baba menyambut baik inisiatif tersebut. Ia menilai proyek ini sebagai strategi jangka panjang dalam mengatasi persoalan klasik yang muncul setiap pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), yakni minimnya ruang belajar di sekolah negeri.
“Upaya menambah SMA dan mengembangkan SMK 5 adalah kebijakan yang relevan dengan kebutuhan lapangan. Ini bentuk keberpihakan terhadap pemerataan pendidikan di Balikpapan,” ujar politisi PDI Perjuangan itu.
Ia menyebutkan bahwa SMK Negeri 5 Balikpapan saat ini memiliki lahan seluas 16 hektare, luas yang cukup untuk mengembangkan tidak hanya ruang belajar tambahan, tetapi juga unit sekolah baru bila diperlukan.
“Dengan lahan sebesar itu, sangat memungkinkan dilakukan ekspansi untuk menampung lebih banyak siswa. Ini penting, apalagi jika melihat tren meningkatnya jumlah lulusan SMP tiap tahun,” ucap Baba.
Lebih lanjut, ia menyoroti ketentuan maksimal 36 siswa per kelas dari Kemendikbudristek yang menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah negeri dengan rombongan belajar (rombel) yang terbatas.
“Pembatasan kuota per kelas memang bertujuan menjaga mutu pembelajaran, namun bila kapasitas sekolah tidak ditambah, maka akan muncul kesenjangan. Banyak siswa terpaksa ke swasta, padahal tidak semua keluarga mampu,” jelasnya.
Data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim menunjukkan, sekolah negeri di Balikpapan saat ini hanya dapat mengakomodasi sekitar 51 persen lulusan SMP.
Sisanya harus mencari alternatif lain, sebagian besar ke sekolah swasta.
DPRD Kaltim, kata Baba, akan terus mendorong langkah-langkah konkret guna meningkatkan sarana pendidikan negeri agar lebih merata dan dapat diakses semua kalangan.
“Visi kita sederhana: pendidikan berkualitas harus bisa diakses semua anak, tanpa melihat latar belakang ekonomi mereka,” tutupnya.