Samarinda, infosatu.co – Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur (Sekdaprov Kaltim) Sri Wahyuni menegaskan bahwa kinerja organisasi pemerintahan tidak dapat berjalan maksimal tanpa dukungan staf.

Oleh karena itu, pemimpin di sebuah organisasi atau instansi harus mampu menggerakkan atau memberdayakan sumber daya dan staf di bawahnya.
“Se-smart apapun pemimpin tidak akan mampu, jika tidak bisa memberdayakan seluruh asetnya, termasuk staf di bawahnya,” kata Sri saat membuka kegiatan Pengembangan Kompetensi Jabatan Pimpinan Tinggi yang digagas BPSDM Kaltim di School of Leadership Rumah Perubahan Jakarta Escape Jalan Mabes 2 Jatimurni Bekasi, Selasa (14/5/2023).
“Pemimpin yang baik adalah yang bisa menggerakkan seluruh sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi,” lanjutnya.
Menurutnya, selain cerdas, pemimpin juga harus terus belajar lantaran tak dapat dipungkiri bahwasanya zaman terus berkembang dan berubah.
“Setiap pemimpin juga harus siap dengan perubahan dan berbagai situasi. Pimpinan harus punya banyak strategi untuk mengatasi setiap permasalahan yang muncul,” ucapnya.
Sri juga menyatakan bahwa kegiatan pengembangan kompetensi yang tengah berlangsung bukan sekadar kegiatan berkumpul. Para pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), mungkin sudah membayangkan inti dari kegiatan ini.
“Tapi percayalah, ini rumah perubahan. Kita harus banyak belajar. Pemimpin itu harus menjadi coach, mentor dan memimpin perubahan. Rumah perubahan ini bisa menjadi tempat untuk kita belajar,” pesan mantan kepala Dinas Pariwisata Kaltim itu.
Lebih jauh diterangkan Sekdaprov Kaltim, pada era lalu, setiap instruksi pemimpin biasanya langsung dilaksanakan. Tapi era sekarang berbeda.
“Perintah itu harus dijelaskan. Seperti ditawar-tawar dulu. Jadi bagaimana pemimpin harus bisa menyelami apa yang dihadapi staf di bawah,” jelasnya.
“Harus ada kohesi yang kuat. Harus ada kepercayaan. Bagaimana agar ketika pemimpin melangkah ke kanan, staf juga merasa nyaman untuk bekerja, mencapai tujuan,” bebernya.
Yang sering terjadi lanjut Sri Wahyuni, organisasi tidak bisa maju karena pemimpin melaksanakan programnya. Tetapi, tidak mendapat kepercayaan sepenuhnya dari staf.
Mengapa kepercayaan tidak diperoleh dari staf? Ia menjelaskan, karena pemimpin tidak mempertimbangkan aspek humanis yang dibutuhkan staf. Staf pasti menginginkan reward dan pemimpin yang bisa menghidupkan suasana.
“Saya yakin bapak ibu sudah lakukan itu. Tapi, satu yang mungkin lepas dari pantauan kita. Apakah staf melakukan itu hanya karena formal atau benar-benar dari hati,” sambungnya lagi.
Pemimpin harus bisa membangun orkestrasi yang solid dan kuat dengan memberdayakan seluruh sumber daya organisasi.
“Jangan menjadi pemimpin yang otoriter. Ingat, pemimpin tidak cukup hanya memberi perintah. Pemimpin harus bisa mengapresiasi staf, mengoptimalkan kinerja staf,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kaltim Nina Dewi mengungkapkan kegiatan pengembangan ini mengangkat tema “Building a Winning Team”. Adapun pelaksanaannya berlangsung selama tiga hari, mula13-15 Mei 2024.
“Tujuan pengembangan ini adalah untuk membangun tim yang sinergis di organisasi pemerintah di tengah tantangan era perubahan yang kian kompleks. Salah satunya memperkuat sinergi menyambut kehadiran IKN,” pungkasnya.