Penulis : Alawi – Editor :Irfan
Bontang, infosatu.co – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang menggelar rapat kerja (raker) untuk menyampaikan pendapat akhir masing-masing fraksi.
Dalam raker tersebut Ketua DPRD Bontang Andi Faisal Sofyan Hasdam mengusulkan adanya penerapan analisa dampak lingkungan (Amdal) lalu lintas (Lalin).
“Banyaknya keluhan masyarakat terkait kemacetan di depan Masjid Al Hijrah yang disebabkan pembangunan Big Mall Tanjung Laut. Oleh sebab itu kami dari DPRD termasuk Komisi III yang membidangi akan menindaklanjuti dengan dinas terkait,” ungkapnya Selasa (22/9/2020).
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPRD Bontang dari Fraksi PKS Abdul Malik mengatakan saat dilakukan sidak beberapa pekan yang lalu banyak keluhan masyarakat terganggu kemacetan di Simpang Empat Masjid Agung Al Hijrah, hal ini disebabkan karena pembangunan Big Mall Tanjung Laut.
“Komisi III akan memanggil pihak Big Mall, investornya, Dinas PU, Dinas Linkungan Hidup dan pihak terkait dalam bulan depan. Jangan sampai dengan pembangunan Big Mall Tanjung Laut ini masyarakat menjadi korban,” ungkap politikus PKS itu.
“Hal ini dilakukan agar kegiatan usaha baik mulai proses pembangunan hingga produksi tidak menganggu lingkungan khususnya dalam bidang kelalulintasan” ujarnya.
Amdal Lalin harus menjadi persyaratan bagi para pengembang atau pelaku usaha. Diharapkan pelaku usaha akan lebih patuh dan ikut menjaga ketertiban dan keselamatan lalu lintas.
Amdal Lalin adalah serangkaian kegiatan kajian mengenai dampak lalu lintas dari pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang hasilnya dituangkan dalam bentuk dokumen hasil analisis dampak lalu lintas.
Selain menyebabkan kemacetan, pembangunan Big Mall Tanjung Laut juga belum memiliki drainase air di depan rumah penduduk yang baik dan juga relokasi penduduk sekitar. Menurut Malik, tempat pembangunan Big Mall dulu dataran rendah tempat resapan air kemudian ditimbun.
“Saat kami sidak, pembangunan Big Mall belum memilki drainase air yang baik. Memang posisinya berada di dataran rendah tempat resapan air, lalu airnya kemana? Apakah sudah ada tindakan mengatasi drainase ini,” ucapnya.