Samarinda, infosatu.co – Anggota Komisi II DPRD Kota Samarinda Laila Fatihah mengatakan bahwa rencana rehabilitasi Pasar Pagi Samarinda perlu dibarengi dengan relokasi para pedagang ke tempat yang memadai.
Menurut Laila, pernyataan itu merupakan aspirasi kalangan pedagang. Dari sekitar 2.800 pedagang yang menggantungkan hidup di Pasar Pagi Samarinda, belum seluruhnya bersedia direlokasi. Sebab, tidak adanya kejelasan tempat berdagang sementara.
“Berdasarkan audiensi bersama para pedagang tadi, ya mereka memiliki keresahan yang sama. Penjelasan dari OPD juga belum memastikan tempat penggantinya, yang mana masih banyak opsi. Ada di daerah A, B, C dan D,” terangnya ditemui awak media usai audiensi dengan pedagang Pasar Pagi Samarinda di Ruang Rapat Gabungan Lantai 1 Sekretariat DPRD Kota Samarinda, Kamis (5/10/2023).
Saat ini, Laila menyatakan bahwa polemik muncul di tengah masyarakat seiring dengan rencana rehabilitasi Pasar Pagi Samarinda. Pemicu dari permasalahan itu dinilai karena perencanaan relokasi para pedagang belum matang.
Indikatornya, penentuan lokasi tempat berdagang sementara belum disepakati bersama. Padahal, posisi tempat dan fasiltasnya memiliki peran penting dalam menentukan perputaran ekonomi masyarakat. Terutama bagi mereka yang selama ini menjalankan aktivitas di pasar rakyat.
Apalagi, aktivitas perekonomian di Pasar Pagi Samarinda masih dalam masa pemulihan pascapandemi Covid-19. Apabila pedagang direlokasi di tempat yang tidak prospektif, maka beban yang mereka tanggung akan bertambah berat lagi.
Rencana relokasi pedagang itu sebagai bagian dari program rehabilitasi bangunan Pasar Pagi Samarinda secara total. Namun, tanpa dibarengi dengan jaminan tempat pengganti untuk kelangsungan usaha para pedagang.
“Kami sebenarnya setuju kebijakan ini, jika dipastikan tempat relokasi yang layak dan memadai. Kemudian dibicarakan bersama sampai kepada tataran DPRD dan semua stakeholder,” jelas Laila.
