Samarinda, infosatu.co – Baru sebulan diresmikan, pabrik smelter nikel yang berlokasi di Kelurahan Pendingin Kecamatan Sanga Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terbakar pada Rabu (11/10/2023) sekitar pukul 17.00 Wita.
Saat dikonfirmasi, Lurah Pendingin Dayat membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, kobaran api berasal dari tungku pembakaran.
Peristiwa ini mengundang keprihatinan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Puji Setyowati. Selain itu, ia juga mengingatkan agar pihak perusahaan lebih meningkatkan perhatian terhadap standar operasionalnya.
“Ini merupakan perusahaan besar, investasinya juga besar. Artinya akan memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat Kaltim,” ungkap Puji kepada MSI Group melalui telepon selulernya, Kamis (12/10/2023).
“Karena ini perusahaan besar kita harus memperhatikan standar operasional prosedur (SOP) untuk keamanannya,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Puji juga meminta terkait SOP itu tidak hanya cukup terpampang di papan. Namun, juga disosialisasikan langsung kepada pekerja agar mereka selalu ingat tentang penerapan SOP dalam menjalankan tugas di pabrik smelter nikel.
“Kita sering melihat di perusahaan besar itu terpampang poster terkait SOP dengan sangat lengkap, himbauannya tertera dengan jelas. Namun biasanya itu hanya jadi pajangan saja,” ungkapnya.
“Seharusnya, lebih ditegaskan lagi dengan adanya arahan sebelum memulai pekerjaan. Terkait keselamatan kerja, manajemen risiko, dan tanggung jawab investasi,” sambungnya.
Puji berharap agar kebakaran yang baru terjadi dapat menjadi pembelajaran agar tidak terjadi lagi. Sebab, tujuan dari adanya proyek ini tidak lain untuk mensejahterakan masyarakat di sana.
“Saya harap kejadian ini jadi pembelajaran agar tidak terjadi lagi, karena keselamatan tenaga kerja itu penting. Kita juga semua sedang berjuang dengan berkolaborasi untuk menciptakan Kalimantan Timur yang berdaya guna dan berdaya saing,” harapnya.
Untuk diketahui, pabrik smelter nikel ini belum sebulan diresmikan oleh Gubernur Kaltim Isran Noor pada 19 September 2023. Kini, Isran Noor sudah tidak lagi menjabat sebagai gubernur karena masa baktinya telah berakhir.
Perusahaan pengelola smelter nikel itu yakni PT Kalimantan Ferro Industri (KFI) dan merupakan pabrik smelter nikel pertama di Kaltim.
