Samarinda, infosatu.co – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid menjadi khatib salat Jumat di Masjid Nurul Mukminin, Kompleks Kantor Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), pada Jumat 24 Oktober 2025.
Kehadiran mantan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor itu sontak menarik perhatian ribuan jemaah yang memadati masjid.
Termasuk Gubernur Kalimantan Timur H Rudy Mas’ud, Wakil Gubernur H Seno Aji, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), serta aparatur sipil negara di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Dalam suasana khusyuk dan penuh kekhidmatan, Nusron Wahid menyampaikan khutbah yang sarat pesan moral.
Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara ilmu agama dan pengetahuan umum bagi generasi muda, terutama di tengah derasnya arus kemajuan zaman.
Menurutnya, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan tidak boleh membuat generasi muda melupakan akar nilai spiritual dan moral yang menjadi penopang karakter bangsa.
“Di momen Hari Santri ini, marilah kita kembali menumbuhkan semangat belajar agama. Ilmu agama adalah pondasi moral dalam setiap langkah kehidupan,” tutur Nusron.
Ia menegaskan, pendidikan agama menjadi benteng bagi generasi muda agar tidak kehilangan arah dalam menjalani kehidupan modern.
Menurutnya, keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan kekuatan spiritual akan melahirkan generasi berakhlak, tangguh, dan memiliki kepedulian terhadap sesama.
Selain menyoroti pentingnya pendidikan agama, Nusron juga menitipkan pesan khusus kepada para pemimpin, baik di tingkat daerah maupun nasional.
Ia mengingatkan bahwa kekuasaan sejatinya adalah amanah yang harus digunakan untuk menyejahterakan rakyat.
“Pemimpin sejati adalah mereka yang mendedikasikan waktu dan hidupnya bagi kepentingan masyarakat,” ujarnya.
Khutbah Jumat yang disampaikan Nusron Wahid menjadi momentum refleksi spiritual di tengah semarak peringatan Hari Santri Nasional di Kalimantan Timur.
Suasana religius tampak menyelimuti jemaah sejak awal hingga akhir ibadah, mencerminkan semangat kebersamaan antara pemerintah dan masyarakat dalam memperkuat nilai keagamaan di ruang publik.
Kehadiran Menteri ATR/BPN tersebut bukan sekadar agenda seremonial, melainkan juga bentuk keteladanan seorang pejabat publik yang ingin menegaskan kembali peran agama sebagai fondasi moral dalam tata kelola pemerintahan dan kehidupan berbangsa.
