
Samarinda, infosatu.co – Hampir satu periode atau lima tahun, Mohammad Novan Syahronny duduk di kursi di DPRD Kota Samarinda. Selama kurun waktu tersebut, Sekretaris Komisi III DPRD Samarinda ini menilai perjuangannya belum rampung.
Maka, ia kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPRD dari daerah pemilihan (Dapil) Samarinda Ulu pada Pemilu 2024.
“Yang menjadi PR (pekerjaan rumah) utama adalah penuntasan banjir di Suryanata. Apabila hujan deras, air masih melalui jalan raya bukan drainase,” kata Novan saat menjadi narasumber dalam Podcast Ngobrol Inspirasi (Ngopi) Insitekaltim di ruang podcast S-Cafe Samarinda, Rabu (7/2/2024).
Belum rampungnya masalah banjir, menjadi salah satu alasan bagi Bendahara Umum Partai Golkar Samarinda ini kembali macung dari daerah pemilihan (Dapil) Samarinda Ulu. Faktor lainnya karena adanya penugasan dari partai yang mengantarkannya menjadi anggota DPRD Samarinda.
Partai Golkar tidak hanya menjadi kendaraan politik bagi Novan. Namun, tempat menempa diri di dunia politik sejak tahun 2018. Setahun kemudian, ia memberanikan diri menjadi calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2019 dan kemudian berhasil menduduki kursi DPRD.
Lompatan langkah Novan bukanlah sesuatu yang instan. Sebelum terjun ke dunia politik, ia telah aktif dalam organisasi sosial kemasyarakatan seperti Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM).
Perjalanan itu membuatnya memahami kondisi dan permasalahan yang dihadapi masyarakat. Menyikapi hal tersebut, Novan terdorong untuk ikut andil mengatasi permasalahan publik melalui jalur politik.
Hingga akhirnya berlabuh ke Partai Golkar dan berhasil menjadi anggota DPRD Samarinda Dapil Samarinda Ulu.
Menurutnya, menjadi anggota dewan itu harus memiliki niat dari hati yang tulus. Sebab, kerja DPRD Kota Samarinda itu cukup banyak, membutuhkan kecepatan, dan jam kerja yang mungkin hingga 24 jam.
“Sebenarnya DPRD itu waktu kerjanya 24 jam, kita harus melihat kondisi masyarakat. Misal, terjadi bencana, kita harus cepat tahu dan menanggulanginya,” ucapnya.
“Tugas DPRD itu legislasi, budgeting, dan pengawasan. Fungsi ini yang nantinya dilihat bagaimana di lapangan dan apa yang harus diberi kebijakan,” lanjut Novan.
Dalam podcast, Novan juga menyampaikan bahwa suhu politik di Kota samarinda saat ini tidak terlalu panas.
Meski demikian, menurutnya masyarakat sudah jauh memiliki pengetahuan yang lebih baik sehingga dapat lebih bijak untuk menyikapi isu-isu politik yang ada.
Terakhir, Novan menghimbau masyarakat Kota samarinda untuk memilih pemimpin yang cocok di hati, rasional, dan bukan hanya populer.
“Gunakan hak suara, jangan sampai tidak hadir agar kita semua bisa menyukseskan pesta demokrasi pada 14 Februari mendatang. Jadilah generasi yang terus aktif dengan segala kompetensi yang dimiliki dan memberi peran bagi negara,” tutupnya.