Bontang, infosatu.co – Kepoin Bontang hadir sebagai sebuah program diskusi atau dialog publik melibatkan pemangku kebijakan dan masyarakat membahas isu-isu terkini yang sedang berkembang di Kota Taman.

Eksekutor dalam Kepoin Bontang merupakan pihak-pihak yang tergabung dari beberapa media online yang juga memiliki konsentrasi dalam mengulik dan menyelesaikan permasalahan di tengah masyarakat lewat obrolan yang dikemas dalam obrolan santai namun berbobot.
Minggu (11/4/2021) malam lalu, Kepoin Bontang membuka diskusi tematik untuk pertama kalinya. Membawa nama program “Apa Kabar Bontang Hari Ini?” dan tema ekonomi UMKM pasca vaksinasi Sinovac digelar di Café Paradiso Jalan Reformasi, Bontang Utara.
Acara tersebut juga menerapkan standar protokol kesehatan sesuai dengan anjuran Satgas Penanganan Covid-19 Bontang. Agenda tersebut melibatkan pembicara mulai dari Plh Wali Kota Bontang Aji Erlynawati, Anggota DPRD Bontang Rustam, pimpinan cabang pembantu BPD Kaltimtara Telihan serta dihadiri juga Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang Bahauddin, Kepala Bidang UKM Diskop UKMP Bontang Yusran, Anggota DPRD Bontang Bakhtiar Wakkang, dan perwakilan dari pengurus BPC Hipmi, FKP Bontang, Asmami, AMSI, JMSI, SMSI, AJI, FJB dan PWI.
Dalam kesempatan itu, Plh Wali Kota Bontang Aji Erlynawati mengatakan Pemkot Bontang telah melakukan refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19 di Bontang dan menyiapkan alokasi anggaran sebesar Rp 210 miliar untuk pemulihan ekonomi di masa pandemi.
“15 persen dalam refocusing untuk pemulihan ekonomi senilai Rp 210 miliar,” ucapnya kepada seluruh peserta diskusi.
Refocusing anggaran dilakukan Pemkot Bontang sesuai dengan amanat dari Kemendagri yang mendorong setiap kabupaten/kota di Indonesia agar dapat merancang kembali susunan penggunaan APBD di masing-masing daerah. Khusus di Bontang, Pemkot Bontang menyiapkan anggaran sebesar 8 persen untuk penanganan Covid-19 di Bontang.
“Ini sesuai instruksi Mendagri. Tahun ini ada refocusing yang diambil dari dana alokasi umum (DAU) sebesar 8 persen untuk penanganan Covid-19,” ungkapnya.
Sementara itu, Kabag UKM Diskop UKMP Bontang Yusran menyampaikan saat awal pandemi masuk ke Bontang, hingga saat ini paling terdampak adalah pihak pelaku UMKM yang ada di sekolah. Pasalnya, aktivitas ekonomi “mati” akibat dipindahkannya anak-anak untuk sekolah di rumah.
“Paling terdampak pedagang yang berada di kantin sekolah, karena selama setahun mereka tidak berjualan hingga saat ini,” ungkapnya.
Oleh karena itu, pihaknya telah membuka pendaftaran bantuan produktif usaha mikro (BPUM) dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebagai program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang masuk sejak Agustus lalu.
Tercatat ada sekitar 8.000 pelaku UMKM sebagai pendaftar penerima bantuan. Namun, yang lolos hanya 6.000 pelaku UMKM.
”Mengembalikan ekonomi pasca pandemi ialah dengan upaya pemenuhan modal. Namun distribusinya harus tepat sasaran,” ujar Yusran.
Sementara itu, Ketua Penyelenggara Kepoin Bontang Andi Muhammad Nasir menjelaskan jika agenda ini akan terus bergulir menjadi diskusi dengan tematik pembahasan yang sesuai dengan perkembangan isu di Bontang.
Sehingga, ke depan pihak penyelenggara akan terus mendorong pembahasan yang lebih menyentuh seluruh masyarakat. Dengan melibatkan seluruh elemen untuk duduk bersama dalam mencari jalan keluar atas pembangunan Kota Bontang.
“Di awal selain untuk perkenalan program, kita bersyukur seluruh pembicara dapat hadir dan bisa memberikan gambaran terkait perkembangan ekonomi di Bontang,” ucapnya usai diskusi.
Sebagai informasi, Kepoin Bontang di inisiasi atas gabungan beberapa media online di Bontang yang memiliki kesamaan program dalam membangun budaya diskusi. Tidak menutup kemungkinan, Kepoin Bontang akan membuka kerja sama dengan media-media yang lain di Kota Taman dalam melaksanakan program yang sifatnya jangka panjang ini. (editor: irfan)