infosatu.co
DLHK Kukar

Mengedukasi Warga Agar Fokus Ke Bank Sampah Rotok Etam

Teks: Ketua Bank Sampah Rotok Etam, Fauzi Rachman Pikry.

Kukar, infosatu.co – Kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah, masih menjadi pekerjaan rumah yang berlarut-larut dan masih panjang di sejumlah kawasan permukiman.

Di Kelurahan Loa Ipuh, Tenggarong, Kutai Timur (Kutim) Kalimantan Timur (Timur) Bank Sampah Rotok Etam mencoba mendorong perubahan perilaku warga melalui kegiatan edukasi yang dilakukan secara rutin.

Ketua Bank Sampah Rotok Etam, Fauzi Rachman Pikry, menuturkan bahwa langkah utama yang kini dijalankan adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat agar terbiasa membuang sampah pada tempatnya.

“Kami terus lakukan edukasi kepada masyarakat untuk bisa membuang sampah pada tempatnya. Tapi ya memang selain edukasi juga perlu disadari kurangnya wadah untuk membuang sampah mengingat saat ini kawasan kami di Mangkuraja 1 cukup luas,” kata Fauzi, Rabu, 24 September 2025.

Fauzi menjelaskan, Bank Sampah Rotok Etam mulai berdiri pada Maret lalu dengan jumlah anggota sekitar 15 orang. Mereka merupakan gabungan warga dari beberapa Rukun Tetangga (RT), yakni RT 18, RT 60, dan RT 19.

Kehadiran bank sampah ini diharapkan bisa menjadi wadah kolektif warga dalam mengelola sampah rumah tangga, sekaligus memberi manfaat ekonomi dari hasil pengelolaan tersebut.

Lebih jauh, Fauzi mengakui masih ada sejumlah tantangan yang dihadapi. Keterbatasan sarana tempat sampah menjadi kendala utama. Hal ini membuat pengelolaan sampah di kawasan Mangkuraja 1 belum optimal.

Meski demikian, ia menegaskan komitmen untuk tetap mengedepankan pendekatan edukasi.

Hal ini karena terjadi perubahan kebiasaan masyarakat diyakini menjadi kunci keberhasilan pengelolaan lingkungan.

Menurutnya, kesadaran warga akan lebih mudah tumbuh jika diiringi dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai.

Ia mencontohkan, penyediaan tempat sampah terpilah di sejumlah titik akan sangat membantu upaya pengurangan sampah sekaligus memudahkan proses pengolahan.

Ia berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatian lebih terhadap kebutuhan fasilitas pengelolaan sampah di kawasan tersebut.

Dukungan itu, menurut Fauzi, akan mempercepat terbentuknya budaya baru di tengah masyarakat dalam memperlakukan sampah, bukan hanya sebagai limbah, melainkan juga sebagai sumber daya yang bisa dimanfaatkan kembali. (Adv)

Related posts

TPS3R Barokah Loa Kulu Ubah Sampah Jadi Berkah, Pendapatan Rp6-8 Juta Perbulan

Martinus

Kabid DLHK Kukar Irawan, Ajak Siswa Jadi Polisi Sampah

Martinus

TPS3R Barokah Loa Kulu Kukar Jadi Tempat Edukasi Pelajar

Martinus

Leave a Comment

You cannot copy content of this page