Samarinda, infosatu.co – Pj Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Akmal Malik mengatakan media massa merupakan mitra strategis bagi pemerintah. Sebab, keberadaan media sebagai sarana penyebar berita yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Menurut Akmal, media massa dengan segala dinamikanya tetap ditunggu oleh khalayak. Terutama, bagi pemerintah untuk mengukur pencapaian pembangunan yang telah dijalankan. Sebab, berita yang dimuat atau ditayangkan di media juga menyampaikan saran dan kritik dari masyarakat.
Sebaliknya, pihak pemerintah juga menyampaikan informasi tentang kebijakan, program maupun pembangunan juga melalui media. Oleh karenanya, keterbukaan informasi itu memiliki peran penting bagi pemerintah dan masyarakat.
“Ini peran media yang menurut saya luar biasa. Kalau staf yang menyampaikan hal-hal itu pasti yang baik-baik, tapi kalau media yang menyampaikan itu pasti apa adanya,” ujar Akmal Malik dalam kegiatan Silaturahmi dan Coffee Morning bersama Pj Gubernur di Pendopo Odah Etam, Jumat (17/11/2023).
“Inilah yang saya katakan, tolong tampung apapun yang disampaikan media dan dijadikan bahan bagi kita untuk memperbaiki kebijakan ke depannya,” lanjutnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas kerja sama media yang telah memberikan informasi kepada pemerintah dan masyarakat. Menurutnya, tanpa adanya media kinerja pemerintah tidak dapat berjalan dengan baik.
“Peran Pemprov Kaltim itu memang bukan seperti pusat, karena kita tahu pemerintah daerah itu adalah eksekutor yang hanya mengeksekusi keputusan dari pemerintah pusat,” katanya.
“Tetapi perlu saya luruskan kepada teman-teman, ketika ada aksi pejabat pemerintahan yang melenceng, media bisa mengingatkan itulah kenapa saya berterima kasih. Sistem pemerintahan bersama media harus bisa berjalan,” sambungnya.
Ke depan, Akmal juga mengingatkan agar media yang ada di Kaltim khususnya di Kota Samarinda melakukan kegiatan-kegiatan diskusi.
“Ke depan saya minta pertemuan lebih bersifat tematik. Jadi, teman-teman bisa menyiapkan literasi. Penting hal ini agar media bisa ‘menghajar’ pemerintah. Sehingga topik tertentu ini membuat diskusi kita hidup, tidak seperti diskusi rapat tikus kalau bahasanya,” pungkasnya.
