Samarinda,infosatu.co – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk melakukan vaksinasi guna mengantisipasi penyebaran penyakit rabies yang sedang marak saat ini. Imbauan tersebut disampaikan oleh Kasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan, drh. Desy Ulfayanti Kalauw, saat dihubungi melalui telepon, Jumat (23/6/2023).
Desy menjelaskan bahwa vaksinasi rabies disediakan secara gratis dan dapat dilakukan di puskeswan terdekat atau klinik hewan yang terdapat di kantor Disnak Keswan.
“Masyarakat harus memperhatikan interaksi antara hewan peliharaan mereka dengan hewan liar, karena hewan liar tersebut dapat menularkan virus rabies kepada hewan peliharaan,” ungkapnya.
Virus rabies dapat menular ke manusia melalui gigitan dan cakaran hewan yang terinfeksi. Untuk mengatasi kasus rabies, Disnak Keswan Kaltim sedang berupaya untuk meminimalkan penyebarannya. Mereka melakukan pemetaan terhadap populasi hewan untuk mengambil sampel dan memeriksa apakah hewan-hewan tersebut terinfeksi rabies atau tidak.
“Ada 200 dosis vaksin yang akan dibagikan kepada masyarakat secara gratis. Masyarakat dapat datang ke klinik hewan untuk disuntik vaksin oleh petugas medis veteriner. Namun, terdapat syarat bahwa hewan yang akan divaksin harus dalam keadaan sehat dan telah diperiksa kesehatannya terlebih dahulu,” terangnya.
Desy juga menyebutkan bahwa pada bulan Februari lalu telah terjadi dua kasus positif rabies pada hewan di daerah Samarinda dan Balikpapan. Kasus tersebut melibatkan kucing yang menunjukkan gejala sakit setelah kucing lainnya mati. Untuk mendiagnosis rabies, Disnak Keswan menggunakan uji laboratorium yang melibatkan sampel bagian otak hewan yang masih hidup atau mayatnya.
Sebelumnya, terdapat laporan tentang kasus gigitan hewan rabies di Kota Samarinda. Untuk memastikan apakah hewan tersebut terinfeksi rabies atau tidak, Disnak Keswan perlu melakukan uji laboratorium. Desy menjelaskan bahwa hewan seperti anjing, kucing, monyet, serigala, dan bahkan kelelawar dapat menjadi penular rabies.
Desy juga menegaskan bahwa rabies memiliki dua tipe, yaitu tipe ganas dan tipe tenang. Rabies tipe ganas menunjukkan gejala khusus seperti takut air dan cahaya, yang akhirnya berujung pada kejang-kejang dan kematian. Sedangkan rabies tipe tenang tidak menunjukkan gejala yang jelas, namun hewan yang terinfeksi dapat tiba-tiba menggigit.
“Pencegahan penyakit rabies dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi rabies secara rutin pada hewan kesayangan. Bagi masyarakat yang tidak memiliki hewan peliharaan, Disnak Keswan mengimbau untuk menghindari kontak dengan hewan penular rabies (HPR) seperti anjing dan kucing liar,” ucapnya.
Masyarakat diingatkan untuk tidak tergigit atau terkontaminasi oleh hewan-hewan tersebut.
Jika seseorang sudah tergigit oleh hewan yang diduga terinfeksi rabies, Disnak Keswan menyarankan untuk segera membersihkan luka gigitan selama 15 menit menggunakan sabun, dan kemudian segera mendapatkan perawatan medis di puskesmas terdekat.
Dalam waktu dekat, Disnak Keswan Kaltim akan melaksanakan program vaksinasi rabies gratis untuk hewan sebagai bagian dari peringatan World Zoonosis Day. Masyarakat diimbau untuk membawa hewan kesayangan mereka ke klinik hewan Disnak Keswan Kaltim guna mendapatkan vaksinasi rabies secara gratis.
“Program ini dijadwalkan akan dilaksanakan pada tanggal 6 Juli mendatang,” imbuhnya.
Desy juga menjelaskan bahwa penularan virus rabies terjadi melalui syaraf. Jika gigitan terjadi semakin dekat dengan syaraf pusat, penyebarannya akan semakin cepat. Namun, hingga saat ini, penyebab awal terinfeksi penyakit rabies pada hewan belum dapat dipastikan dengan jelas. Penularannya umumnya melalui kontak dengan anjing liar dan kucing liar.
Desy menghimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi rabies setiap tahun, dengan memulai vaksinasi pada usia tiga bulan untuk anjing dan satu setengah bulan untuk kucing. Program revisi tersebut harus diulang setiap tahun karena Kaltim masih belum bebas dari rabies.
“Kami merekomendasikan vaksinasi untuk anjing pada usia 1,5 bulan, mengingat banyaknya kasus positif rabies di Bali pada anjing dengan usia tersebut,” tambah Desy.