
Samarinda, infosatu.co – Kualitas pendidikan di kawasan pinggiran Kota Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) kembali disorot.
Anggota DPRD Kota Samarinda, Maswedi menyampaikan keprihatinannya usai mengunjungi SMA Negeri 9 Samarinda, sebuah sekolah yang berlokasi di kawasan Lempake, Samarinda Utara.
Menurutnya, kondisi infrastruktur sekolah masih jauh dari ideal dan tidak sebanding dengan sekolah-sekolah di pusat kota.
Maswedi yang juga merupakan alumni SMA Negeri 9 menyebut bahwa bangunan sekolah tidak banyak berubah sejak ia bersekolah di sana. Fasilitas laboratorium, perpustakaan, dan ruang belajar masih sangat terbatas.
Ia menilai hal ini mencerminkan kurangnya pemerataan pembangunan pendidikan.
“Sekolah di pinggiran kota seperti SMA Negeri 9 seakan luput dari perhatian. Padahal, semangat belajar siswa di sana tidak kalah dengan sekolah unggulan,” ujar Maswedi kepada awak media belum lama ini.
Ia menekankan bahwa kesenjangan fasilitas antar sekolah bisa berdampak langsung pada kualitas lulusan dan peluang mereka bersaing di dunia pendidikan lanjutan maupun kerja.
Ia menegaskan bahwa seluruh siswa berhak mendapat sarana belajar yang layak, tanpa memandang lokasi sekolahnya.
“Anak-anak di pinggiran kota juga punya hak yang sama untuk sukses. Tapi bagaimana bisa bersaing jika infrastruktur mereka jauh tertinggal,” tegasnya.
Maswedi meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur, untuk segera menyusun program perbaikan dan pengadaan fasilitas pendidikan secara merata, terutama di sekolah-sekolah negeri yang berada di kawasan terpencil.
Ia mengingatkan bahwa pendidikan bukan sekadar soal angka partisipasi sekolah, tetapi juga menyangkut kualitas proses belajar mengajar.
“Kalau kita ingin generasi masa depan lebih baik, maka semua sekolah harus diperlakukan setara. Jangan hanya fokus di pusat kota,” pungkasnya.