Samarinda, infosatu.co – Bakal Calon Gubernur Kalimantan Timur (Bacagub Kaltim) Mahyudin menggelar pertemuan dengan mahasiswa dan kaum milenial, Sabtu (1/6/2024).

Dalam pertemuan di Cafe Bagios, Jalan Basuki Rahmat, Kota Samarinda, ia menjelaskan visi dan misinya dalam menghadapi Pilkada 2024.
Mahyudin yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua DPD RI periode 2019-2024 ini mengusung visi “Kaltim Keren“ yang merupakan akronim dari Kolaboratif, Ekonomi Maju Berkeadilan, Religius dan Bersatu, Bangun Entrepreneurship, serta Lingkungan Nyaman.
“Saya membawa visi “Kaltim Keren“ karena ingin Kalimantan Timur menjadi provinsi yang keren, sebagaimana Ibu Kota Nusantara (IKN) yang juga keren,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai Bupati Kutai Timur dari tahun 2003 hingga 2006.
Mahyudin juga menekankan pentingnya “Kaltim Keren“ agar keberadaan IKN tidak menggusur warga asli Kaltim. Sebab, tidak bersaing dengan pendatang dari berbagai daerah lain.
Dalam diskusi tersebut, ia ingin mendengarkan berbagai masukan dari berbagai pihak. Terutama dari kalangan mahasiswa dan kaum milenial. Tujuannya, untuk mewujudkan mimpi bersama tentang Kaltim ke depannya.
Mahyudin menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukan bagian dari kampanye terselubung. “Saya belum menjadi calon, jadi apa yang mau dikampanyekan? Ini baru niat, jika nanti sudah menjadi calon, baru kita kampanye. Besok bisa saja saya tidak jadi maju,” ujarnya sambil bercanda.
Mahyudin juga menekankan kesiapan Kaltim sebagai daerah penyangga IKN. “Yang ingin dicapai dari “Kaltim Keren“ adalah menjadikan provinsi ini sebagai wilayah penyangga utama IKN. Kita harus siap agar tidak ada kesenjangan antara IKN dengan Kalimantan Timur,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga memaparkan program unggulan yang akan dilaksanakan. Hal ini meliputi bidang pendidikan, peningkatan sumber daya manusia (SDM), dan pengalihan ketergantungan dari tambang ke industrialisasi.
“Program unggulan di “Kaltim Keren“ mencakup pendidikan, peningkatan SDM, pengalihan ketergantungan dari tambang ke industrialisasi,” jelasnya.
Sementara itu, Shela Angraini Sadewi dari Tim Pemenangan Kaum Milenial Mahyudin menyatakan pentingnya pendekatan dialog dengan generasi muda.
“Kami memahami bahwa pendekatan kepada anak muda tidak hanya melalui orasi politik. Tapi, mereka membutuhkan ruang dialog seperti ini untuk menyampaikan aspirasi mereka,” katanya.
Shela juga menegaskan bahwa acara ini bukan kampanye, melainkan dialog dua arah.”Menurut saya, ini lebih baik daripada anak muda yang berdemonstrasi namun jarang didengar. Mengapa tidak memanfaatkan ruang dialog ini untuk berdiskusi?” tambahnya.
Tidak hanya menjadi ajang mendengar aspirasi, forum tersebut juga untuk mendorong dialog berkelanjutan tanpa memandang siapapun yang nantinya terpilih sebagai gubernur.
“Dialog-dialog seperti ini harus terus didorong, meskipun bukan Pak Mahyudin yang terpilih sebagai gubernur,” jelas Shela.
Ia juga membandingkan beberapa kota di Jawa yang telah maju dalam memberikan ruang bagi anak muda. Contohnya, seperti Bogor, Bandung, dan Solo, yang banyak didukung oleh tokoh-tokoh muda.
Shela juga mengingatkan para pemuda yang mengikuti acara ini agar tidak apatis. “Jika ada dialog seperti ini, kalian harus hadir untuk mendewasakan pemikiran dalam politik,” ujar Shela. Ia mengingatkan bahwa 60 persen pemilih di Kaltim adalah anak muda.
Sebelumnya, acara ‘Ruang Dialog Kaltim Keren’ telah diadakan di Sangatta dan Balikpapan dengan kapasitas terbatas. Forum di Samarinda menjadi yang pertama dengan kapasitas besar, memungkinkan lebih banyak anak muda untuk berpartisipasi dan menyampaikan aspirasi mereka secara langsung.