Kukar, infosatu.co – Lurah Sukarame, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar) Kalimantan Timur (Kaltim) Muhammad Zulkifli, menekankan bahwa sampah tidak selayaknya dipandang sebagai barang tak berguna.
Menurutnya, jika dikelola dengan baik, sampah justru memiliki nilai ekonomi yang dapat memberikan manfaat bagi warga.
“Sampah itu bukan barang yang tidak layak, tetapi bisa menjadi barang layak yang bernilai ekonomi,” ujar Zulkifli.
Ia menjelaskan, pihak kelurahan kerap menjalin koordinasi dengan kelompok wanita tani untuk merancang pemilahan sampah, baik organik maupun anorganik.
Skema ini diharapkan menjadi pintu masuk bagi pengelolaan sampah yang lebih sistematis di wilayah Sukarame.
“Sampah organik yang basah nanti kita jadikan pupuk organik, sementara sampah plastik nanti kita pikirkan lagi, apakah untuk kerajinan tangan ataupun menjualnya,” kata Zulkifli.
Meski demikian, Zulkifli menegaskan bahwa pengelolaan sampah tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa.
Dibutuhkan mekanisme yang jelas agar tujuan utama membantu warga tidak berbalik menjadi masalah baru.
“Jangan sampai tujuan yang awalnya untuk meringankan warga, malah berdampak tidak baik. Itu yang kami pikirkan,” ujarnya.
Kelurahan Sukarame sendiri memiliki 13 rukun tetangga (RT), jumlah yang relatif lebih sedikit dibanding kelurahan lain di Kecamatan Tenggarong.
Kondisi ini, menurut Zulkifli, harus menjadi peluang untuk menerapkan pengelolaan sampah yang lebih efektif.
“Jangan sampai wilayah yang jumlah penduduknya sedikit, tetapi tumpukan sampahnya banyak. Itu yang kami upayakan,” tutur Zulkifli menambahkan.
Lebih jauh, ia menegaskan komitmen pemerintah kelurahan Sukarame untuk mendukung program one zero waste.
Upaya ini diharapkan dapat mengurangi timbunan sampah rumah tangga sekaligus memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat melalui pemanfaatan kembali sampah yang semula dianggap tidak bernilai. (Adv)
