
Kukar, infosatu.co – Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Abdul Rokhim menyebut keberadaan laboratorium lingkungan hidup yang mereka kelola memang menjadi satu-satunya di Kalimantan Timur.
“Bahkan, lembaga ini tercatat sebagai pionir di daerah,” kata Abdul Rokhim.
Namun, di balik status tersebut, masih terdapat sejumlah persoalan mendasar yang harus segera diatasi agar fungsinya berjalan optimal.
“Kendala utama adalah Sumbernya Daya Manusia (SDM),” ungkap Abdul Rokhim saat ditemui, Selasa, 9 September 2025.
Ia menjelaskan, laboratorium lingkungan hidup memiliki karakteristik berbeda dengan unit kerja administrasi pada umumnya.
Keberadaannya menuntut dukungan tenaga ahli yang memiliki keahlian khusus serta keterampilan teknis di bidang laboratorium.
Tanpa tenaga yang kompeten, kualitas layanan dan hasil uji yang dihasilkan tidak akan memenuhi standar yang seharusnya dijaga.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa sebelumnya laboratorium ini pernah memiliki beberapa tenaga honorer yang membantu operasional.
Namun kini, sebagian besar dari mereka sudah tidak lagi bekerja. Kondisi tersebut menambah beban, mengingat kebutuhan akan tenaga laboratorium tidak bisa ditutupi hanya dengan staf yang ada saat ini.
Seiring dengan penetapan UPTD Laboratorium DLHK Kukar sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), Abdul Rokhim berharap ada perhatian lebih terhadap penambahan tenaga kerja dengan kompetensi yang sesuai.
Menurutnya, langkah tersebut sangat penting agar laboratorium mampu mengemban tugas strategis di bidang penelitian lingkungan.
“Hal tersebut, untuk mendukung penelitian yang berkualitas, sehingga kita mampu menjaga integritas dan kredibilitas data lingkungan,” ujarnya.
Dengan peran strategisnya sebagai satu-satunya laboratorium lingkungan di Kaltim, keberadaan fasilitas ini diharapkan tidak hanya menjadi pusat pengujian, tetapi juga rujukan bagi upaya pelestarian lingkungan.
Namun, tanpa dukungan sumber daya manusia yang memadai, harapan tersebut tentu sulit diwujudkan. (Adv)