
Kutim, infosatu.co – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Kalimantan Timur (Kaltim) tengah menyiapkan pemindahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batota di Sangatta ke lokasi baru dengan sistem pengelolaan yang lebih modern dan ramah lingkungan.
Langkah ini diambil untuk menghadapi peningkatan volume sampah yang kini mencapai 220 ton per hari.
“TPA yang ada saat ini sifatnya sementara dan akan ditingkatkan menjadi controlled landfill. Sementara untuk lokasi baru, kami akan menerapkan sistem sanitary landfill agar dampak lingkungan lebih minimal,” kata Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setkab Kutim, Noviari Noor beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan, pembangunan TPA baru sangat penting mengingat peningkatan sampah yang terus terjadi.
Dengan sistem terbaru, hanya sekitar 30 persen residu yang dibuang ke TPA, sedangkan sisanya akan diolah di TPST sehingga dapat memberi nilai ekonomis bagi masyarakat.
Rencana pembangunan TPST serupa juga akan diterapkan di Bengalon, Muara Wahau, dan Muara Bengkal.
Selain itu, Noviari menekankan bahwa pengelolaan sampah menjadi indikator penting dalam penilaian Adipura, yang saat ini sedang berlangsung untuk kedua kalinya di Kutim.
“Kami fokus memperbaiki sistem pengelolaan sampah agar memenuhi standar penilaian Adipura. Tanpa sistem yang baik, mustahil kita bisa meraih penghargaan ini,” jelasnya.
Keberhasilan pengelolaan sampah, lanjut Noviari, bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi memerlukan partisipasi seluruh elemen masyarakat dan sektor swasta.
“Kami juga gencar mengedukasi masyarakat untuk memilah sampah sejak dari rumah agar pengelolaan lebih efektif,” ujarnya.
Noviari berharap, dengan sistem pengelolaan yang terencana dan terintegrasi, Kutim mampu mengatasi persoalan sampah secara menyeluruh dan sekaligus memperkuat peluang meraih Adipura.
“Dengan sistem baru ini, Kutim siap mengelola sampah harian dan menghadapi peningkatan volume di masa depan secara modern dan berkelanjutan,” tutupnya. (Adv).
