Cilacap, infosatu.co – Badan Usaha Milik Petani (BUMP) PT Wijaya Kusuma Pangan Mandiri dilaunching Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo di Gudang SRG Sidareja, Rabu (17/11/2021).
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jateng Agus Wariyanto mengatakan didirikannya BUMP merupakan implementasi UU Nomor 19 Tahun 2013, Perda Jateng Nomor 5 tahun 2016, serta Pergub Nomor 16 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
“Ada tiga hal yang harus diwujudkan BUMP yaitu dalam ketahanan pangan, kedua adalah bagaimana ikut melindungi konsumen dari lonjakan harga pangan dan ketiga bagaimana menyejahterakan petani produsen sebagai pelaku usaha dan pelaku utama. Semua itu merupakan harapan dari dibentuknya BUMP,” kata Agus.

Ganjar Pranowo bersama Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji menabuh kentongan tanda diresmikan atau di launchingnya BUMP dilanjutkan pemotongan tumpeng dan pemberangkatan kendaraan distribusi pengiriman beras ke Pasar Induk Cipinang.
Dalam acara tersebut juga dilakukan secara virtual disaksikan oleh 5 BUMP yang sudah masuk di kabupaten/kota di Jateng seperti Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Tegal dan Pemalang, serta kabupaten lainnya di Jateng.
Dikatakan Gubernur, Bolo Tani (teman petani) yang bertiga untuk mendampingi dan mantau kesejahteraan petani, merupakan konsep penggerak BUMP, supaya petani dapat keuntungan.
“Supaya petani memiliki usahanya sendiri dan bisa menyokong kehidupan petani. Petani menjadi off taker produk pertanian, mereka menjual dan biasanya di akhir tahun ada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ada deviden di akhir tahun,” kata Ganjar.
Pihaknya, lanjut Ganjar, akan terus mendampingi berjalannya BUMP PT Wijaya Kusuma Pangan Mandiri untuk terus dikembangkan dan jika nantinya mengalami kendala dapat difasilitasi.
Sementara itu, Direktur Utama PT Wijaya Kusuma Pangan Mandiri, Sukardi kepada awak media mengatakan terbentuknya BUMP pada 16 Agustus 2021, dari modal awal 200 juta rupiah, dan kini beromset Rp 2 miliar.
“BUMP merupakan gabungan stakeholder dari Poktan atau Gapoktan yang dinyatakan sehat, di 5 Kecamatan di Cilacap,” kata Sukardi.
Perusahaannya, lanjut Sukardi, bertekad membantu petani supaya tahu harga, dan prioritas petani kebutuhan yang laku dipasaran, jadi petani jangan asal tanam.
“Hal ini yang kami edukasi kepada petani dan kami sudah memunculkan varietas baru, dengan nama Wijayakusuma DE 21, yang penangkarannya di Majenang. Wijaya Kusuma DE 21, sudah empat kali trailer dengan harganya laku di pasar induk Cipinang, per hari ini sudah kirim kurang lebih 4.000 ton dari produk awal sebelum BUMP terbentuk,” jelas Dirut PT Wijaya Kusuma Pangan Mandiri. (editor: irfan)