infosatu.co
Samarinda

Kontribusi Wartawan Untuk Indonesia Merdeka, Jalan Panjang Menganyam Persatuan Bangsa

Suasana Webinar yang digelar JMSI bertajuk 'Mengawal Kemerdekaan di Ruang Digital', Senin (16/8/2021). (Foto: Lydia)

Samarinda, infosatu.co – Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) menggelar Webinar Nasional dengan tema ‘Mengawal Kemerdekaan di Ruang Digital’, Senin (16/8/2021).

Ketua Umum JMSI, Teguh Santoso ketika mengisi materi dalam Webinar spesial Kemerdekaan HUT RI ke-76.

JMSI pun menghadirkan dua narasumber yakni Ketua Dewan Kehormatan PWI Ilham Bintang dan Pakar Hukum Pers Wina Armada Sukardi.

Webinar Nasional ini tentu saja untuk menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Kemerdekaan RI. Hal ini disampaikan Ketua Umum JMSI Teguh Santoso.

“Diskusi kita hari ini berangkat dari pembicaraan saya dengan Bang Bintang terkait beberapa tantangan yang sedang dihadapi media massa berbasis internet. Kita pun memilih momen sehari menjelang HUT RI,” ungkapnya.

Dalam kegiatan ini, Teguh mengajak semua yang mengikuti webinar untuk kembali mengenang perjalanan bangsa Indonesia.

“Sesungguhnya wartawan dan media itu memiliki kontribusi yang tidak sedikit menuju kemerdekaan negara kita,” jelasnya.

Memang Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Namun kata Teguh, proses menganyam kesadaran kebangsaan dan perasaan status penanggungan itu dilakukan ratusan tahun sebelumnya.

“Beberapa puluh tahun menjelang 1945 itu semakin intens dan intensitasnya dibangun oleh beberapa kelompok di antaranya wartawan, jurnalis, penulis, akademisi dan media,” paparnya.

Menurut Teguh, kelompok-kelompok inilah yang membantu nenek moyang bangsa Indonesia pada masa itu untuk menyatukan sebuah cerita.

“Mereka menyatukan cerita-cerita yang hidup di bawah kolonial bangsa asing, jadi kita yang hidupnya terpisah jauh bisa bersatu karena cerita-cerita itu tadi,” ujarnya.

Teguh berpendapat bahwa dulu manusia sangat tergantung dan mengandalkan media massa untuk informasi.

Namun pada hari ini, dapat dikatakan ketergantungan itu mendekati titik nol karena siapa saja sudah bisa menjadi produser informasi.

Ini kenyataan baru, memang digitalisasi menjadi segala aspek kehidupan manusia dan itu tidak bisa dihindari lagi.

“Sekarang ini kita bukan lagi berada di depan pintunya, namun sudah betul-betul berada di dalam ruang utama dari pembangunan digital itu,” terangnya.

Melihat perkembangan digitalisasi di era modern ini, Teguh sadar bahwa kemajuan ini memudahkan masyarakat untuk memberikan informasi melalui berbagai macam platform digital.

“Pertanyaannya, lantas media massa berbasis internet yang juga menggunakan platform digital ini akan seperti apa nasibnya. Kita sudah sering bicarakan hal ini,” tegasnya.

Kata Santoso, ada 43 ribu lebih atau bahkan terdapat 50 ribu website yang tampak seperti media massa berbasis internet. Hal ini menyebabkan kebingungan di kalangan masyarakat umum dan media untuk bisa membedakan sebuah informasi.

“Jadi bingung mana informasi yang diproduksi oleh perusahaan media massa berbasis internet atau diproduksi orang-orang yang sebetulnya juga memiliki hak untuk menyebarkan informasi. Kita tahu itu diatur oleh Undang-Undang Dasar (UUD) 1945,” tegasnya. (editor: irfan)

Related posts

Presiden PKS dan Jurnalis Kaltim Bermain Mini Soccer, Kampanyekan Gaya Hidup Sehat

Adi Rizki Ramadhan

HET Dikeluhkan Distributor Beras di Samarinda: Petani dan Pelaku Usaha Semakin Terjepit

adinda

Pesona Tari Hudoq di Pembukaan EBIFF 2025, Makna Mendalam Budaya Dayak

Adi Rizki Ramadhan

Leave a Comment

You cannot copy content of this page