Kutim, infosatu.co – Sebanyak lima sekolah di Kutai Timur (Kutim) berhasil meraih penghargaan Adiwiyata Nasional. Kelima sekolah tersebut adalah SMPN 2 Teluk Pandan, SD dan SMP Dharma Utama di Muara Wahau, serta SDN 006 dan SDN 010 Sangatta Utara.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutim Mulyono menyatakan bangga dengan diraihnya prestasi tersebut. Apalagi, program sekolah Adiwiyata memiliki peran strategis dalam meningkatkan kesadaran lingkungan dan kontribusi terhadap pembentukan karakter peduli lingkungan.
“Kami bangga atas capaian prestasi ini, semoga ke depan sekolah – sekolah kita dapat mencapai yang lebih baik,” ungkap Mulyono saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (19/10/2023).
Mulyono menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pencapaian prestasi tersebut. Ia berharap agar prestasi ini menjadi pendorong untuk mencapai yang lebih baik di masa depan.
“Semoga penghargaan ini memotivasi sekolah lain untuk berprestasi,” ujarnya.
Oleh karena itu empat aspek penting tentang sekolah Adiwiyata perlu terus digelorakan di sekolah. Empat aspek yang harus diintegrasikan itu adalah kebijakan berwawasan lingkungan, kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan partisipatif, dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.
Suparmi Kepala SDN 006 Sangatta Utara, salah satu sekolah penerima penghargaan Adiwiyata menyatakan bahwa program itu membantu menciptakan lingkungan sekolah yang mendorong perilaku peduli lingkungan bagi siswa dan warga sekolah.
Tujuan program Adiwiyata adalah menciptakan warga sekolah yang bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup dan mendukung pembangunan berkelanjutan.
“Alhamdulillah SDN 006 Sagatta Utara dapat penghargaan ini, kami bangga semoga dapat mencapai prestasi Adiwiyata Mandiri tahun depan,” harapnya.
Raihan prestasi itu tak lepas dari upaya yang telah dilakukan selama ini. Salah satu contoh yang diterapkan di SDN 006 Sagatta Utara adalah menanam beras merah. Ia mengajak para siswa dan wali murid untuk menanam di belakang sekolah.
“Ya, kami menanam beras merah, mulai penanaman hingga menjadi makanan siap konsumsi,” tandasnya.
Sementara itu, lima sekolah di Kutim tersebut merupakan bagian dari ratusan sekolah penerima Adiwiyata Nasional dan Adiwiyata Mandiri yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.