infosatu.co
NASIONAL

Jelang Idul Adha, DKPPP Lakukan Pemeriksaan Hewan Ternak

Penulis: Lydia – Editor: Irfan

Bontang, infosatu.co – Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKPPP) Bontang melalui Bidang Peternakan melakukan pemeriksaan dan pemberian name tag label sehat pada hewan kurban sebelum Hari Raya Idul Adha.

Pemeriksaan hewan kurban ini dilakukan mulai Rabu (15/7/2020) hingga satu hari sebelum Idul Adha. Dikatakan Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner Bidang Peternakan DKPPP Bontang drh Sri Muryati, setiap tahun pihaknya rutin melakukan pemeriksaan hewan kurban sebelum dan sesudah disembelih.

“Ada tiga kegiatan yang kita lakukan yakni pemeriksaan antemortem (pemeriksaan hewan), pemeriksaan postmortem (pemeriksaan daging hewan yang dipotong) dan pendataan pemotongan hewan kurban yang ada di Kota Bontang,” jelasnya kepada infosatu.co di Jalan Tembus Pupuk Raya.

Disinggung terkait kesehatan hewan kurban yang diperiksa hari ini, Sri membeberkan bahwa semua sapi dan kambing diperkirakan sehat.

Sebab, sebelum sapi dimutasi dari satu provinsi ke provinsi lain pastinya pihak karantina melakukan pemeriksaan seperti pengambilan sampel darah.

“Kurang lebih ada 15 lokasi yang kita datangi untuk melakukan pemeriksaan. Semuanya sehat karena sebelum masuk ke sini pasti ada pemeriksaan dari karantina, jika ada sapi yang sakit pasti ditinggal disana,” ungkap Sri saat kegiatan berlangsung.

Sementara itu, penjagal sapi di Loktuan yaitu Basri mengatakan bahwa harga pasaran sapi pada tahun 2020 ini naik berkisar Rp 16 Juta sampai Rp 25 juta, tergantung bobot hidupnya.

“Sebab satu kilogramnya itu dikali Rp 65 ribu, sapi-sapi ini didatangkan dari Sulawesi,” jelasnya.

Ia mengaku tidak berani mendatangkan banyak sapi di masa pandemi Covid-19 ini. Padahal tahun-tahun sebelumnya ia mampu mendatangkan sapi sebanyak 70 sampai 100 ekor sapi.

“Kalau sekarang cuma berani mendatangkan 26 ekor sapi, persentasenya merosot di masa pandemi ini,” tegas Basri.

Senada, Sutarsih yang juga seorang penjual sapi menuturkan bahwa ia juga tidak berani memdatangkan banyak sapi. Biasanya Sutarsih mampu mendatangkan sapi sebanyak 30 ekor, sekarang hanya 22 ekor.

“Kita kurangi semenjak pandemi ini, tapi kalau ada orang pesan bisa saja kita ambilkan lagi. Sebab untuk sapi Bali ini kami datangkan dari Samarinda yang beratnya 250-500 kilogram. Kalau harga jualnya naik sekitar Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta, dulu berkisar Rp 17 juta dan sekarang mencapai Rp 19 juta,” kata Sutarsih.

Related posts

Bang Muin Hafied Kembali ‘Menakhodai” KKSS Kota Bekasi

Nur Alim

Abolisi dan Amnesti: Dua Jalan Hukum Menuju Pengampunan Presiden

Adi Rizki Ramadhan

Kasus Satria Arta, Menkum: Jadi Tentara Asing, Langsung Bukan WNI

Adi Rizki Ramadhan

Leave a Comment

You cannot copy content of this page