Penulis: Lydia – Editor: Irfan
Bontang, infosatu.co – Meskipun cairan disinfektan dan antiseptik mempunyai manfaat yang sama yakni membunuh kuman, bakteri dan virus. Namun sebenarnya penempatan penggunaannya berbeda, tidak sama.
Dikatakan Sri Erna Nilawati, Kepala Instalasi Kesehatan Lingkungan RSUD Bontang, bahan keduanya sama dengan menggunakan biosida.
“Semacam bahan dari pestisida yang organik atau dari mikroorganisme baik. Intinya bahan aktif yang digunakan untuk membunuh bakteri serta kuman,” ungkapnya via Chat Whats App, Sabtu (25/4/2020).
Namun biasanya, kandungan biosida yang ada di dalam antiseptik jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan disinfektan. Disinfektan lebih banyak mengandung bahan kimia seperti pemutih dan pembersih.
Singkatnya, cairan disinfektan lebih diperuntukkan untuk membunuh mikroorganisme seperti jamur, bakteri dan virus pada permukaan benda-benda mati seperti dinding, meja, gagang pintu, lantai, ruangan dan lainnya.
“Biasanya cairan disinfektan digunakan untuk membersihkan permukaan benda-benda yang sering disentuh. Selain itu juga dapat membersihkan kain atau pakaian yang terpapar bakteri dan virus. Serta bisa mensterilkan peralatan medis yang digunakan berulang kali,” jelasnya.
Sedangkan bahan antiseptik itu lebih digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan kulit manusia. Contohnya seperti mencuci tangan dan membersihkan permukaan kulit sebelum operasi.
“Antiseptik biasanya diperuntukan membersihkan permukaan kulit yang terluka. Bahkan mengobati infeksi kulit dan rongga mulut. Dapat mensterilkan permukaan kulit pasien sebelum melakukan tindakan penyuntikan atau pembedahan, juga supaya tidak terjadi infeksi dan kuman dipermukaan kulit akan mati,” paparnya.
Penggunaan antiseptik tidak ada efek samping selama dosisnya tepat. Jika pemakaian berlebihan dapat membuat kulit agak kering dan terkelupas.
“Namun sekarang bahan antiseptik sudah banyak ditambahkan pelembab supaya kulit tidak kering bahkan terkelupas,” ucapnya pada infosatu.co.