Hal ini disebabkan konflik militer yang sedang berlangsung di negara itu, semenjak 15 April antara tentara dan pasukan paramiliter.
Haji Menjadi Bagian Dari Korban
Konflik tersebut telah mengakibatkan kematian ratusan orang, ribuan orang mengungsi, dan tentu saja rusaknya infrastruktur komunikasi di berbagai belahan negara. Haji juga menjadi bagian dari korban.
Hal ini karena banyak orang Sudan yang ingin menunaikan ibadah haji menghadapi kesulitan dalam melengkapi dokumen dan mengamankan penerbangan mereka.
Sekretaris Administrasi Haji dan Umrah di Darfur Barat, Habib Ali, mengatakan hanya 20 dari 560 orang dari negaranya yang berhasil menyelesaikan dokumen mereka.
“Krisis yang kami alami menyebabkan jaringan komunikasi tidak berfungsi,” kata Ali kepada Radio Dabanga, Pada Kamis (15/6/2023),
“Kami telah terisolasi selama sebulan penuh dan ini menghambat puluhan orang yang ingin menunaikan haji untuk melengkapi dokumen mereka,” lanjutnya.
Jutaan Umat Islam Berkumpul Setiap Tahun
Adapun Haji merupakan acara penting dalam kalender Islam karena jutaan umat Islam berkumpul setiap tahun di kota Makkah Arab Saudi untuk melakukan perjalanan seumur hidup.
Sementara itu, puncak manasik haji akan terjadi tahun ini antara Senin, 26 Juni dan Sabtu, 1 Juli. Selanjutnya, Idul Adha mulai pada 29 Juni.
Sayangnya, sejauh ini hanya 20 jamaah yang telah tiba di Nyala, ibu kota Darfur Selatan. Mereka akan menuju ke Ed Daein, ibu kota Darfur Timur, dan dari sana ke El Obeid, ibu kota Kordofan Utara. Setelah itu, mereka akan pergi ke Port Sudan, lalu ke Arab Saudi pada 26 Juni.