Samarinda, Infosatu.co – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor mengingatkan kemungkinan kemacetan di kota-kota penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).
Ia menyebut, jangan sampai IKN disiapkan dengan konsep forest city yang nyaman dan ramah lingkungan tanpa macet, namun malah di sekitar IKN kemacetan semakin liar.
Ketua Umum APPSI itu kemudian mencontohkan, kemacetan yang saat ini hampir tidak bisa diselesaikan di Jakarta meski berbagai program telah dibuat.
“Macet Jakarta tidak pernah selesai. Ada three in one, ada busway, ada ganjil genap, ora bisa. Setelah Covid-19 turun tangan, baru jalanan sepi,” kata Isran pada Sidang Tahunan Majelis Utama Perhimpunan Alumni Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (Himpuni) di Ruang Prof Masjaya Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Sabtu (11/3/2023).
Untuk itu, orang nomor satu Benua Etam itu ingin mengingatkan agar tata kota semua daerah penyangga sebaiknya disiapkan dengan matang sehingga persoalan kemacetan bisa diantisipasi sejak sekarang.
Ia menambahkan, pemindahan ibu kota sudah pasti akan mendorong urbanisasi yang sangat siginifikan ke Kaltim, khususnya di sekitar kota-kota penyangga IKN.
Termasuk peningkatan jumlah PNS dan TNI/Polri dan kendaraan juga akan membanjiri jalan-jalan kota di Kaltim. Sehingga semua harus dipikirkan sejak sekarang.
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Silvia Halim mengatakan, ibu kota baru yang saat ini sedang dibangun di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara dengan konsep forest city diyakini akan jauh dari kata macet, banjir dan kumuh.
“Ibu kota baru nanti 65 persen adalah tropical forest through reforestation, 10 persen park and food production area dan 25 persen urban built area,” terang Silvia saat menjadi narasumber Sidang Tahunan Majelis Utama Himpuni.
Ia mengungkapkan, selain menghitung jauh dari kemacetan kota, transportasi ibu kota baru akan disiapkan dengan konsep ramah lingkungan dan rendah emisi.