Samarinda, infosatu.co – Wakil Ketua DPRD Kaltim Seno Aji menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan dialog publik yang mengangkat tema ‘peran media dan dunia pendidikan menangkal berita hoaks serta radikalisme’.
Kegiatan yang diselenggarakan secara virtual ini dibuka langsung oleh Ketua JMSI Kaltim M Sukri dengan menghadirkan dua narasumber lainnya yakni Wakil Rektor I IKIP PGRI Elbadiansyah dan Ketua Umum JMSI Teguh Santosa.
Dalam kesempatan itu, Seno menjelaskan bahwa berita hoaks sudah ada di dunia ini sejak abad ke-17. Itu artinya, kemunculan berita hoaks bukan karena digitalisasi di abad-21 ini.
Sedangkan, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) pada tahun 2008.
“UU ITE sudah diubah dua kali, pertama UU 11/2008 dan kedua UU 9/2016. Isinya dalam UU ini untuk mencegah berita hoaks yang ada dan terjadi di Indonesia,” ungkapnya melalui zoom meeting, Sabtu (19/6/2021).
Politikus Gerindra ini membagikan 5 tips agar peserta bisa menangkal berbagai macam berita hoaks yang bertebaran di media massa maupun media sosial.
Pertama, peserta wajib mewaspadai judul yang bersikap atau bersifat provokatif. Tidak ada salahnya mengamati sebuah judul sebelum membacanya.
“Biasanya judul provokatif itu isinya tidak ada, hanya judul saja untuk mengembangkan berita-berita hoaks. Semua media pasti tahu, bagaimana membuat judul yang begitu dilihat orang langsung menarik perhatian. Jadi waspadai judul-judul provokatif,” ujarnya.
Kedua, ketika membaca sebuah berita alangkah baiknya untuk mencermati dan mengidentifikasi situs pembuat berita.
“Apakah sudah terdaftar dan resmi atau belum, situs ini terverifikasi atau tidak. Saya yakin JMSI ketika mencari anggotanya itu sudah melalui beberapa tahapan tertentu seperti adanya tes wartawan, situsnya jelas dan terverifikasi Dewan Pers,” jelasnya.
Ketiga, penting bagi peserta untuk memperhatikan foto dan video yang tersebar di media massa maupun media online.
“Kita juga harus tahu dan mengamati apakah foto maupun video yang dipasang itu asli atau tidak. Jangan sampai kita menyebarkan langsung tanpa memverifikasi itu, jangan menyebarkan berita tanpa mengetahui kebenarannya,”paparnya.
Keempat, ketika melihat sebuah berita harus menyaring terlebih dulu sebelum membagikannya, sebab ini perlu dilakukan untuk mengatasi hoaks.
“Saring dulu sebelum sharing, ini sangat penting karena biasanya orang itu cenderung berpikir ‘ah gue harus yang pertama menyebarkan berita supaya dilihat pintar oleh kawan-kawan’. Padahal sebenarnya dia sedang menyebarkan berita hoaks yang seharusnya dihindari,” terangnya.
Kelima, di zaman modern ini ada sebuah situs yang dapat menampilkan sebuah berita, foto maupun video itu hoaks atau tidak.
“Jika mau tahu apakah berita itu hoaks atau tidak, ada satu situs baru yang menyaring beberapa berita hoaks namanya TURNBACKHOAX.ID,” bebernya.
Di akhir kata setelah menyampaikan beberapa tips untuk menangkal berita hoaks, Seno berharap agar para peserta yang mengikuti dialog publik pada hari ini bisa terhindar dari berita hoaks.
“Mudah-mudahan ke depan kita terhindar dari hoaks, tidak ada lagi teman-teman yang memberitakan hoaks. Satu yang terpenting adalah selalu membaca secara tuntas sebelum menyimpulkan,” harapnya. (editor: irfan)