Samarinda, infosatu.co – Pembiayaan pembangunan di Kaltim terdiri dari APBD dan APBN. Namun dalam situasi pandemi Covid-19 seperti ini membuat APBN maupun APBD yang membackup pembangunan menjadi terasa berat untuk dilakukan.
Saat ini Indonesia khususnya Kaltim masih perang melawan pandemi Covid-19 dan itu yang menjadi prioritas pemerintah. Ratusan triliun APBN di tahun 2021 akan digelontorkan dalam penanggulangan Covid-19.
Pengamat ekonomi Kaltim dari Universitas Mulawarman (Unmul) Aji Sofyan Efendi menanggapi hal tersebut dan mengatakan bahwa fiscal space (ruang piskal) pun mengecil. Ini terjadi di seluruh kabupaten/kota bahkan di tingkat provinsi se-Indonesia.
“Lalu artinya apa, dalam praktik pembiayaan membuat kita mengalami defisit anggaran. Kita pun tidak mempunyai kemampuan untuk membiayai pembangunan secara menyeluruh,” ungkapnya di Kantor Gubernur Kaltim saat ditemui infosatu.co, Rabu (6/1/2021).
Oleh karena itu, sangat bagus apabila ada investor yang melirik Kaltim di masa-masa seperti saat ini. Kaltim terdiri dari 10 kabupaten/kota. Masing-masing daerahnya pasti punya keunggulan tersendiri.
Tidak menutup kemungkinan jika beberapa di antara daerah tersebut digadang-gadang telah dilirik investor luar. Ia pun menyatakan bahwa seharusnya Kaltim tidak alergi dengan para investor, baik dari China, Jepang, Hongkong, Taiwan, Eropa dan lainnya.
“Begini ilustrasinya, saya menyadari bahwa saat ini dompet yang saya miliki itu kering. Bagaimana saya memakmurkan rakyat jika duit tidak ada, lantas kita juga tidak bisa ada investor masuk. Kaltim ini tidak ada duit. Sebenarnya boleh kita bilang tidak ada investor dengan catatan APBD Kaltim Rp 20 triliun per tahun dan APBN sekitar Rp10 ribu triliun, bukan Rp 2 ribu triliun seperti sekarang ini,” jelasnya.
Namun faktanya dari 75 tahun Indonesia merdeka, APBN Indonesia paling banyak sekitar Rp 2.500 triliun per tahun. Dan hanya 40 persen untuk daerah.
“Itu juga diperebutkan oleh 34 provinsi, 525 kabupaten/kota dan untuk membangun 75.000 desa. Itulah sebabnya infrastruktur kita masih porak-poranda di seluruh kabupaten/kota se-Indonesia bukan hanya di Kaltim. Maka kita butuh investor, tidak masalah yang penting win-win solution. Anda untung dan saya untung, kan perspektif investor mana mau menaruh uang tanpa untung,” tegasnya. (editor: irfan)