
Samarinda, intosatu.co – Ketua DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Hasanuddin Mas’ud, menyoroti tingginya ketergantungan terhadap pasokan daging sapi dari luar daerah sebagai salah satu ancaman terhadap ketahanan pangan Kaltim.
Ia menilai, kenaikan permintaan daging setiap tahun harus diimbangi oleh strategi penguatan peternakan lokal agar tidak terjebak pada sistem distribusi yang rentan.
“Kondisi ini tak bisa dibiarkan berlarut-larut. Ketahanan pangan kita bisa terganggu jika selalu berharap pasokan dari luar. Harus ada terobosan agar peternakan sapi di Kaltim bisa mandiri,” tegas Hasanuddin, Senin, 28 Juli 2025.
Sebagai langkah konkret, Hasanuddin mengusulkan penggunaan limbah kelapa sawit sebagai pakan alternatif untuk sapi. Limbah tersebut dianggap memiliki potensi besar namun belum dimanfaatkan secara optimal.
Menurutnya, jika dimanfaatkan dengan benar, limbah sawit dapat menjadi sumber pakan murah dan berkualitas.
Pemanfaatan ini bukan hanya soal efisiensi biaya tetapi juga menjadi peluang memperkuat ekonomi peternakan dan perkebunan secara simultan.
“Limbah sawit itu sumber daya yang terabaikan. Padahal kalau dikelola dengan baik, bisa menjadi bahan pakan yang murah dan berkualitas. Ini peluang besar untuk menekan biaya produksi peternakan kita,” sambung politisi dari Partai Golkar tersebut.
Hasanuddin menjelaskan bahwa sinergi antara sektor peternakan dan perkebunan diyakini dapat membentuk ekosistem usaha lokal yang saling menguntungkan.
Model simbiosis mutualisme ini mampu menjamin pasokan daging lokal sembari membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan produktivitas pertanian.
Lebih jauh, ia menyerukan kolaborasi aktif antara pemerintah daerah, dunia usaha, dan akademisi untuk menyusun roadmap menuju swasembada daging sapi di Kaltim.
Baginya, cita-cita tersebut bukan sekedar mimpi jika ada komitmen untuk inovasi yang berani.
“Swasembada daging di Kaltim itu sangat mungkin dicapai. Kuncinya adalah kolaborasi dan keberanian berpikir di luar pola lama,” pungkas Hasanuddin.