Samarinda, infosatu.co – Di Kampung Tinggang Melapih, Kutai Barat, Kalimantan Timur (Kaltim) Stephen King, pernah berpikir bahwa dunia perkuliahan bukanlah jalannya.
Anak muda berusia 19 tahun itu sempat menepikan mimpi kuliah dan bersiap bekerja demi membantu ekonomi keluarga.
Bukan karena ia tidak ingin belajar, tetapi karena kondisi keuangan membuat biaya kuliah terasa mustahil dijangkau.
“Waktu itu saya sudah mau bekerja saja untuk bantu orang tua,” kenangnya pelan.
Ia bahkan sempat menyiapkan berkas untuk melamar pekerjaan di salah satu perusahaan sekitar kampungnya.
Namun titik balik itu datang dari sebuah kabar sederhana tetapi mengubah seluruh arah hidupnya.
Seorang kerabat memberi tahu bahwa Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur membuka program pembiayaan kuliah gratis untuk mahasiswa dari keluarga kurang mampu: Gratispol Pendidikan.
“Kabar itu seperti membuka jalan baru,” ujar Stephen. Ia langsung mencoba mendaftar, mengikuti seluruh proses administrasi, dan tak disangka, dinyatakan lolos.
“Prosesnya mudah dan cepat. Tidak serumit yang saya bayangkan,” katanya dengan nada lega.
Kini, Stephen resmi menjadi mahasiswa aktif Program Studi Administrasi Bisnis di Politeknik Sendawar. Semua biaya kuliahnya, yang biasanya mencapai sekitar Rp3,5 juta per semester, ditanggung sepenuhnya oleh Gratispol.
“Kalau tidak ada program ini, saya mungkin benar-benar tidak kuliah.” Kalimat itu keluar jujur dari mulutnya, menggambarkan betapa besar arti bantuan ini bagi dirinya dan keluarga.
Bersama lebih dari 200 mahasiswa lain di kampusnya yang juga menerima bantuan serupa, Stephen kini dapat belajar tanpa dihantui beban biaya.
Perubahan itu terasa jelas dalam kesehariannya dari pemuda yang sempat pesimis, ia kini lebih percaya diri mengikuti kegiatan kampus, menyusun rencana masa depan, dan membangun cita-cita.
“Program Gratispol sangat membantu kami yang kondisinya pas-pasan. Orang tua saya juga senang sekali,” ucapnya.
Meski hidupnya berubah banyak, Stephen tetap menyimpan rasa syukur yang besar.
Ia berharap pemerintah terus menjaga keberlanjutan program ini agar lebih banyak pemuda dari pedalaman bisa merasakan akses pendidikan yang sama.
“Bagi kami yang kurang mampu, ini sangat berarti,” ujarnya menutup cerita.
Program Gratispol menjadi bukti bahwa satu kebijakan yang tepat dapat membuka pintu masa depan bagi anak-anak muda yang hampir menyerah sebelum mulai. Dan bagi Stephen, pintu itu kini terbuka lebar.
