
Samarinda, infosatu.co – Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Nidya Listiyono menggelar “Dialog Rakyat” di Jalan Mulawarman, Kecamatan Samarinda Ilir Sabtu (27/4/2024).

Dialog Rakyat merupakan program terbaru DPRD Kaltim yang mengakomodasi para wakil rakyat untuk menyerap informasi dan masukan bagi perkembangan daerah. Kegiatan ini sekaligus membahas mengenai pengawasan penggunaan APBD Provinsi Kaltim 2024.
Kegiatan ini dihadiri Staf Ahli DPRD Kaltim Sutarno dan Ketua Pengurus Kecamatan (PK) Samarinda Ilir Fahroni.
“Kegiatan Dialog Rakyat seperti ini menurut saya sangat penting, ada komunikasi yang aktif antara pejabat dengan masyarakatnya,” ujar Nidya dalam kegiatan tersebut.
“Ini sangat dibutuhkan bagi saya, masukan dari masyarakat sangat perlu sehingga ini kesempatan rakyat untuk bisa berkomunikasi dengan para wakil pimpinan,” ujar Nidya Listiyono dalam gelaran Dialog Rakyat.
Sebagai informasi, kegiatan Dialog Rakyat ini dulunya bernama Kunjungan Daerah Pemilihan untuk bertemu masyarakat dalam rangka menyerap aspirasi masyarakat. Melihat sejauh mana program pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah yang telah dianggarkan oleh DPRD Kaltim, terkhusus Komisi II.
Lebih lanjut, Staf Bidang Ahli DPRD Kaltim Sutarno, menuturkan pentingnya kegiatan seperti ini untuk menindaklanjuti apakah setiap program sudah terealisasi di daerahnya masing-masing.
“Andai belum, nantinya akan dihimpun dan diperjuangkan kembali melalui pemerintah provinsi sebagai fungsi Komisi II DPRD Kalimantan Timur,” ujarnya.
Dalam Dialog Rakyat tersebut Ambarohim, salah satu warga Sambutan menyampaikan keluhannya. Pertama soal lampu penerangan jalan umum (LPJU), khususnya di wilayah tersebut.
Menurutnya, ada 15 titik LPJU di Jalan Sultan Sulaiman yang mati. Ia memaparkan ketahanan lampu yang dipasang tidak kuat sampai satu bulan. “Kami minta ini dibenahi, sebab ini salah satu faktor yang menjadi sebab terjadinya sebuah kecelakaan. Dan tentu ini merugikan,” ujar Ambarohim.
Tak hanya soal LPJU, Ambarohim juga menyampaikan keluhannya tentang bekas tanah longsor di Pelita Lima yang kondisi tanahnya berkontur atau tidak rata.
Menyikapi hal itu, Nidya berkomitmen untuk menghubungi pihak terkait seperti PLN maupun Dishub untuk persoalan lampu dan Dinas PUPR untuk persoalan kontur tanah yang tidak rata.
“Tentu untuk hal ini perlu komunikasi, namun saya pastikan akan meng-update terkait hal ini seminggu ke depan,” tegasnya.
Sementara, dua keluhan lainnya meminta terkait perbaikan jalan infrastruktur ke Bandara APT Pranoto dan penyaluran sisa anggaran untuk kepentingan masyarakat.
Nidya yang juga menjabat sebagai Plt Ketua Golkar Samarinda menuturkan, pada intinya jangan sampai Dialog Rakyat ini hanya sekedar obrolan biasa. Tapi, benar-benar menghasilkan jawaban.
“Harapan saya, selain sebagai ajang silaturahmi, Dialog Rakyat seperti ini bisa lebih berbobot lagi dengan sinergi dari berbagai pihak, dengan membawa problem di derahnya masing-masing,” tegasnya.
Rencananya, Nidya Listiyono akan mengumpulkan dari berbagai pihak seperti PTL PKL, tokoh masyarakat, hingga mensinkronisasikan dengan DPRD Kota melalui Fraksi Golkar.