Penulis: Lydia – Editor: Achmad
Bontang, infosatu.co – Manusia punya berbagai macam emosi dan perasaan. Namun, perasaan seperti senang, sedih, gembira, dan murung itu, dapat berganti sesuai suasana yang ada. Tapi, tidak dengan orang yang mengidap bipolar disorder. Hal tersebut, diungkapkan oleh Dokter Spesialis Jiwa, dr. Dewi Maharni, di ruangannya RSUD Taman Husada Bontang, Kamis (20/2/2020).
Menurutnya, orang dengan kondisi mental ini, suasana hatinya bisa berubah dengan ekstrem. Jika mereka merasa senang, akan sangat senang. Namun seketika, bisa berubah menjadi perasaan sedih yang berlebihan.
“Mereka yang mengidap bipolar ini, sangat cepat sekali mengalami perubahan suasana hati. Sebab, moodnya tidak stabil,” jelasnya.
Layaknya sebuah magnet, gangguan bipolar memiliki dua ’kutub’, yaitu kutub manik dan kutub depresi.
Dijelaskannya, kutub manik merupakan perasaan yang meningkat, merasa gembira luar biasa, dan punya banyak tenaga. Bahkan, tidak merasakan capai, serta banyak bicara.
“Kalau kutub depresi itu, saat moodnya lagi anjlok. Jika depresi itu muncul, dia akan merasa sangat sedih dan tidak bersemangat. Nafsu makan bisa berkurang, atau bahkan meningkat. Begitu juga dengan pola tidurnya, menjadi tidak bisa tidur, atau bahkan tidurnya jadi berlebihan,” urainya.
Kata dia, seseorang yang mengidap bipolar ini, saat berada di fase depresi juga akan berhenti menjalankan hobinya. Lalu, lebih senang menyendiri.
“Intinya, suasana hatinya naik turun secara drastis. Hal yang kita takutkan bagi mereka yang mengidap bipolar ini, saat di fase depresi, yaitu adanya perasaan ingin bunuh diri,” pungkasnya.
“Makanya, kita butuh penstabil mood, agar moodnya tidak naik turun terlalu drastis,” sambungnya.
Lebih lanjut, di poli jiwa bukan hanya diberikan obat. Namun, juga ada Psikoterapi.
“Ada Psikoterapi Suportif, CBT, ada juga terapi prilakunya saja, dan lain sebagainya,” katanya pada infosatu.co.
Kemudian, semua pasien yang mengalami gangguan jiwa, disarankan kontrol setiap bulan.
Namun, jika pasien ingin di terapi, akan ada jadwal tersendiri, dan itu tergantung seberapa parah kondisi pasien.
“Kita juga menyarankan, pasien yang mengalami gangguan jiwa, agar mempunyai asuransi, salah satunya seperti BPJS. Sebab, pengobatan di poli jiwa ini jangka panjang, bisa bertahun-tahun bahkan seumur hidup,” ujarnya.
Ditegaskannya lagi, bahwa mereka yang ingin berobat, sangat disarankan menggunakan BPJS, kecuali gangguan jiwa karena narkoba.
“Asal bukan gangguan dengan narkoba. Jika ada hubungan dengan narkoba, BPJS tidak menanggung,” tutupnya.