
Balikpapan, infosatu.co – Peresmian Export Center Balikpapan menjadi momentum penting dalam penguatan ekspor berbasis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kalimantan Timur (Kaltim).
Sekretaris Komisi II DPRD Kaltim, Nurhadi Saputra, menegaskan bahwa pusat ekspor ini harus berfungsi sebagai katalisator ekspor rakyat, bukan sekadar seremoni atau fasilitas yang eksklusif.
Export Center ini hadir untuk mendampingi pelaku usaha dalam menghadapi berbagai tantangan ekspor, mulai dari pelatihan, konsultasi teknis, hingga perluasan jaringan distribusi.
Nurhadi, mengingatkan agar kebijakan ekspor bersifat inklusif, memberi ruang seluas-luasnya kepada pelaku usaha kecil yang selama ini minim pendampingan.
“UMKM adalah tulang punggung ekonomi daerah. Sudah saatnya mereka tidak hanya berjaya di pasar lokal, tetapi juga menembus pasar global,” ujarnya dalam peresmian tersebut, Jumat, 1 Agustus 2025.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara Export Center dengan perguruan tinggi, pelatihan vokasi, dan asosiasi UMKM untuk melahirkan SDM ekspor yang tangguh dan inovatif.
“Export Center harus terhubung dengan kampus, pelatihan vokasi, dan pelaku usaha agar bisa mempercepat ekspor yang berbasis inovasi,” tambahnya.
Menurut Nurhadi, negara harus hadir memberi dukungan nyata kepada pelaku UMKM, mulai dari regulasi berpihak, insentif fiskal, hingga akses pembiayaan murah dan sistem logistik yang efisien.
Produk-produk lokal seperti olahan pangan, kerajinan tangan, dan komoditas khas Kaltim disebutnya sebagai aset besar yang belum tergarap maksimal.
Ia pun mendorong agar pusat ekspor aktif melakukan riset pasar dan analisis tren agar pelaku UMKM lebih siap menghadapi persaingan global.
“Jangan hanya berharap pada sektor migas. Masa depan ekonomi Kaltim ada pada sektor non-migas, dan ekspor berbasis UMKM harus jadi andalan,” ujar politisi muda itu.
Mengakhiri sambutannya, Nurhadi menyampaikan harapannya agar Export Center menjadi motor penggerak baru bagi ekonomi daerah.
“Export Center ini harus jadi mesin akselerasi ekonomi kerakyatan. Bukan hanya etalase, tapi juga laboratorium inovasi ekspor,” tutupnya.