Bontang, infosatu.co – Debat perdana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bontang 2024 saat memasuki segmen kedua berfokus pada pendalaman program dan visi-misi para pasangan calon (paslon).
Bertempat di Hotel Grand Mutiara pada Minggu (10/11/2024), sesi ini dipandu oleh I Made Kertayasa, yang memberi kesempatan bagi masing-masing paslon untuk menyampaikan program unggulan mereka dalam menjaga kerukunan dan keamanan di Kota Bontang.
Paslon nomor urut 2, Sutomo Jabir dan Nasrullah, mendapat kesempatan pertama menjawab pertanyaan terkait pendekatan dan strategi yang akan dilakukan untuk menjaga agar terhindar dari konflik sosial di tengah keberagaman Kota Bontang.
Paslon nomor urut 2 menjawab pertanyaan dengan menjelaskan program utama mereka dalam menjaga kerukunan di tengah keberagaman etnis dan agama di Bontang.
“Penting untuk pendekatan multi-etnis dengan melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat. Melalui program penguatan organisasi kemasyarakatan, mereka berencana memberikan bantuan sekitar 100 juta rupiah untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam menjaga kerukunan,” tegas Sutomo.
Selain itu, paslon ini berkomitmen membentuk satuan tugas di tingkat RT dengan insentif untuk meningkatkan keamanan lingkungan serta menangkal peredaran narkoba.
Nasrullah menambahkan bahwa program ini mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2045.
Dalam hal ini mereka berkomitmen membangun rasa saling menghargai antarorganisasi etnis dan komunitas, serta meningkatkan insentif bagi penjaga keamanan dan kebersihan.
“Kami berharap sistem ini dapat menjaga kondisi Kota Bontang yang damai dan tenteram,” ujar Nasrullah.
Paslon nomor urut 3 Najirah dan Muhammad Aswar memilih pendekatan berbasis keagamaan untuk menjaga toleransi di tengah keberagaman Kota Bontang.
Najirah menjelaskan bahwa paslon ini berencana mengadakan program umrah gratis dan pemberian biaya operasional masjid sebagai upaya membangun toleransi dan kebersamaan lintas agama.
“Kami berharap inisiatif ini dapat mempererat persaudaraan dan kerukunan antarumat beragama di Bontang,” tegas Najirah.
Kemudian, paslon nomor urut 4 Neni Moerniaeni dan Agus Haris, menegaskan pentingnya nilai toleransi dan harmoni yang telah menjadi budaya masyarakat Bontang.
“Dengan motto “TAMAN” yang mencerminkan tertib, agamis, mandiri, aman, dan nyaman, paslon ini berfokus pada peran Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) yang telah berfungsi menjaga kerukunan antar umat,” ujar Najirah.
“Kita patut mensyukuri, adanya Pancasila sebagai dasar untuk mempersatukan masyarakat Bontang yang beragam,” sambung Agus Haris.
Di sisi lain, Basri Rase dan Chusnul Dhihin dari paslon nomor urut 1 memiliki visi menjadikan Bontang sebagai “Kota Pancasila.”
“Pendekatan ini akan memperkuat persatuan di tengah keberagaman masyarakat Bontang. Paslon ini juga menekankan pentingnya keterbukaan, kolaborasi, dan sinergi di antara semua pemangku kepentingan,” ujar Basri.
Sutomo kembali menanggapi dengan menekankan pentingnya keadilan bagi semua kelompok etnis dan agama di Bontang. Ia menyatakan bahwa kerukunan perlu dibangun sejak tahapan Pilkada 2024 ini sebagai cerminan bagi pemimpin masa depan.
“Kita harus menghadirkan keadilan untuk semua etnis dan agama agar kerukunan ini tetap terjaga,” tutup Sutomo.